tag:blogger.com,1999:blog-23544679208938622512024-03-14T02:58:50.971-07:00Blog Rianty SimbolonAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/03446885344437954394noreply@blogger.comBlogger4125tag:blogger.com,1999:blog-2354467920893862251.post-90824091319226445012013-06-11T23:03:00.002-07:002013-06-11T23:03:31.916-07:00Asal-usul Danau Toba<br />
<h3 class="post-title entry-title" style="color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 12px; font: normal normal normal 22px/normal Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0.75em; position: relative;">
Legenda Danau Toba</h3>
<div class="post-header" style="color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 1.6; margin-bottom: 1.5em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px;">
<div class="post-header-line-1">
</div>
</div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-777822861490306872" style="color: #333333; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 1.4; position: relative; width: 490px;">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. "Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya.</div>
<a href="" name="more"></a><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;">
Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.</div>
<div align="justify">
Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku." Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.</div>
<div align="justify">
"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis itu. "Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu," kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.</div>
<div align="justify">
Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit," gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. "Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! " kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.</div>
<div align="justify">
Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.</div>
<div align="justify">
Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!" kata Petani kepada istrinya. "Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik," puji Puteri kepada suaminya.</div>
<div align="justify">
Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.</div>
<div align="justify">
Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03446885344437954394noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2354467920893862251.post-10087011218807754762013-06-11T22:58:00.002-07:002013-06-11T22:58:56.513-07:00Sejarah Marga Batak..<br />
<h1 class="w580 ml_5" style="color: black; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font: normal normal bold 30px/normal Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 5px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; width: 580px;">
Silsilah Marga Marga Batak dari berbagai Versi.</h1>
<span class="Apple-style-span" style="color: #0d8db3; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 11px;"><br /></span></span><div class="bl_3 mt_5 mb_20" style="border-top-color: rgb(225, 225, 225); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 20px; margin-top: 5px;">
</div>
<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; width: 600px;">
<br />
<h2 style="color: black; font: normal normal bold 20px/normal Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<a href="http://charlielubis.blogspot.com/2009/01/op-ratus-op-rj-diomaoma-dt-bira-dt.html"><cufon alt="Silsilah " class="cufon cufon-canvas" style="display: inline-block !important; font-size: 1px !important; height: 20px; line-height: 1px !important; position: relative !important; text-indent: 0px !important; vertical-align: middle !important; width: 74px;"><canvas height="25" style="height: 25px; left: -3px; position: relative !important; top: -5px; width: 99px;" width="99"></canvas><cufontext style="display: inline-block !important; height: 0px !important; overflow-x: hidden !important; overflow-y: hidden !important; text-indent: -10000in !important; width: 0px !important;"></cufontext></cufon><cufon alt="Marga " class="cufon cufon-canvas" style="display: inline-block !important; font-size: 1px !important; height: 20px; line-height: 1px !important; position: relative !important; text-indent: 0px !important; vertical-align: middle !important; width: 63px;"><canvas height="25" style="height: 25px; left: -3px; position: relative !important; top: -5px; width: 88px;" width="88"></canvas><cufontext style="display: inline-block !important; height: 0px !important; overflow-x: hidden !important; overflow-y: hidden !important; text-indent: -10000in !important; width: 0px !important;"></cufontext></cufon><cufon alt="Marga " class="cufon cufon-canvas" style="display: inline-block !important; font-size: 1px !important; height: 20px; line-height: 1px !important; position: relative !important; text-indent: 0px !important; vertical-align: middle !important; width: 63px;"><canvas height="25" style="height: 25px; left: -3px; position: relative !important; top: -5px; width: 88px;" width="88"></canvas><cufontext style="display: inline-block !important; height: 0px !important; overflow-x: hidden !important; overflow-y: hidden !important; text-indent: -10000in !important; width: 0px !important;"></cufontext></cufon><cufon alt="Batak" class="cufon cufon-canvas" style="display: inline-block !important; font-size: 1px !important; height: 20px; line-height: 1px !important; position: relative !important; text-indent: 0px !important; vertical-align: middle !important; width: 54px;"><canvas height="25" style="height: 25px; left: -3px; position: relative !important; top: -5px; width: 72px;" width="72"></canvas><cufontext style="display: inline-block !important; height: 0px !important; overflow-x: hidden !important; overflow-y: hidden !important; text-indent: -10000in !important; width: 0px !important;"></cufontext></cufon></a></h2>
<a href="http://3.bp.blogspot.com/_8LA9BqV0hWI/SWQYdjkuRJI/AAAAAAAAABA/vw1zhj1tz-E/s1600-h/ztarombo.jpg"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5288378758484346002" src="http://3.bp.blogspot.com/_8LA9BqV0hWI/SWQYdjkuRJI/AAAAAAAAABA/vw1zhj1tz-E/s320/ztarombo.jpg" style="cursor: pointer; float: left; height: 320px; margin-bottom: 10px; margin-left: 0pt; margin-right: 10px; margin-top: 0pt; max-width: 600px; width: 231px;" /></a><br />
Banyak versi yang menyebutkan bahwa Si Raja Batak berasal dari India yang saat itu Kerajaan Cola dari India menyerang Kerajaan Sriwijaya yang mendarat pertama kali di kota Barus (Sumatera Utara) hingga ada batu prasasti di Portibi. Ada juga menurut cerita orang bangsa Proto Malayan (pernah tinggal di Thailand, Filipina )yang berimigrasi ke semenanjung Yunan, suku Toraja pun juga dari Proto Malayan makanya bahasa Batak mirip dengan bahasa Toraja. Tapi menurut pakar Astronomi dan Geofisika mengatakan bahwa negara Indonesia terbentuk disebabkan membekunya kutub selatan yang membentuk suatu benua ES sehingga laut menyurut dan terdapatlah pulau2 kecil yang dulunya tenggelam dalam laut. Lalu tak lama kemudian datanglah suku2 pendatang yang menghuni lahan baru entah dari mana asalnya.<br />Menurut dongeng Si Raja Batak lahir dari telur Manuk-manuk Hulambujati yaitu seekor ayam sebesar kupu-kupu namun telurnya sebesar periuk tanah. Manuk-manuk Hulambujati minta petunjuk Mulajadi Nabolon (Sang Pencipta) cara mengerami telur tersebut. Mulajadi Nabolon mempunyai 3 anak yaitu Batara Guru, Soripada & Mangala Bulan. Ketiganya dikenal dengan sebutan Debata Sitolu Sada atau Debata na Tolu. <span class="Apple-style-span" style="font-family: -webkit-sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times; font-size: 16px; line-height: normal;">Hingga terciptalah agama pertama orang Batak yang disebut Parmalim & Sipele Begu. Mereka percaya bahwa dunia dibagi menjadi 3 tingkat Banua : Ginjang, Tonga & Toru.</span></span><br />
<strong>SI RAJA BATAK</strong> mempunyai 2 putra, yaitu :<br /><strong>1. GURU TATEA BULAN<br />2. RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON)</strong><br />Semua keturunan dari SI RAJA BATAK dapat dibagi atas 2 golongan besar, yaitu :<br /><em>1. GOLONGAN TATEA BULAN = GOLONGAN BULAN. Merupakan golongan (pemberi) perempuan. Disebut juga GOLONGAN HULA-HULA dan MARGA LONTUNG.<br />2. GOLONGAN ISOMBAON = GOLONGAN MATAHARI. Merupakan golongan laki-laki. Disebut juga GOLONGAN BORU dan MARGA SUMBA.</em><br />Kedua golongan ini dilambangkan dalam bendera Batak (bendera SI SINGAMANGARAJA) dengan gambar <em>matahari dan bulan</em>. Jadi, gambar matahari dan bulan pada bendera tersebut melambangkan seluruh keturunan dari <strong>SI RAJA BATAK.</strong><br />BAB III<br />MARGA-MARGA KETURUNAN GURU TATEA BULAN<br />
Dari istrinya yang bernama SI BORU BASO BURNING, GURU TATEA BULAN memperoleh 5 putra dan 4 putri. Di Sumber B, nama istri dari GURU TATEA BULAN ini tidak dicantumkan.<br />Putra :<br /><strong>1. SI RAJA BIAK-BIAK<br />2. TUAN SARIBURAJA<br />3. LIMBONG MULANA<br />4. SAGALA RAJA<br />5. MALAU RAJA (di Sumber B disebut SILAU RAJA)<br />Putri :<br />1. SI BORU PAREME. Kawin dengan TUAN SARIBURAJA.<br />2. SI BORU ANTING SABUNGAN. Di Sumber B disebut SI BORU PAROMAS. Kawin dengan TUAN SORIMANGARAJA, putra RAJA ISOMBAON.<br />3. SI BORU BIDING LAUT. Juga kawin dengan TUAN SORIMANGARAJA.<br />4. SI BORU NAN TINJO. Tidak kawin karena banci. Di Sumber B digunakan istilah “Sangkar So Baoa” (mempunyai sifat laki-laki).<br />TATEA BULAN = TATAYA BULAN = TERTATANG BULAN = TERTAYANG BULAN.</strong><br />3. 1. SI RAJA BIAK-BIAK<br />Pergi ke daerah Aceh. Di Sumber B disebutkan nama-nama lain dari SI RAJA BIAK-BIAK ini, yaitu RAJA UTI dan RAJA GUMELENG GELENG.<br />
3. 2. TUAN SARIBURAJA dan Marga-marga Keturunannya<br />TUAN SARIBURAJA adalah putra kedua dari GURU TATEA BULAN. Dia dan adik perempuannya yang bernama SI BORU PAREME dilahirkan marporhas (anak kembar berlainan jenis kelamin). GURU TETEA BULAN membuat suatu perkumpulan bagi saudara-saudaranya dan keturunannya dalam satu perkumpulan dinamakan NAIMARATA.<br />
Mula-mula TUAN SARIBURAJA kawin dengan NAI MARGIRING LAUT (di Sumber B ditulis NAI MANGIRING LAUT) dan kemudian memperoleh putra bernama RAJA IBORBORON (BORBOR). Tetapi kemudian SI BORU PAREME menggoda abangnya (TUAN SARIBURAJA), sehingga antara mereka terjadilah perkawinan incest. Setelah perbuatan melanggar adat ini diketahui oleh saudara-saudaranya (yaitu LIMBONG MULANA, SAGALA RAJA, dan MALAU RAJA), maka ketiga saudara tersebut sepakat untuk membunuh TUAN SARIBURAJA. Akibatnya, TUAN SARIBURAJA mengembara ke hutan Sabulan dan meninggalkan SI BORU PAREME yang sedang hamil. Ketika SI BORU PAREME hendak bersalin, dia dibuang oleh saudara-saudaranya ke hutan belantara. Tetapi di hutan tersebut secara kebetulan TUAN SARIBURAJA bertemu dengan dia.<br />
TUAN SARIBURAJA datang bersama dengan seekor harimau betina yang sebelumnya telah dijadikan istrinya di hutan itu. Harimau betina itulah yang kemudian merawat serta memberi makan SI BORU PAREME di dalam hutan. SI BORU PAREME kemudian melahirkan seorang putra yang diberi nama SI RAJA LONTUNG.<br />
3. 2. 1. SI BABIAT<br />Menurut Sumber A, dari istrinya yang harimau itu, TUAN SARIBURAJA memperoleh seorang putra yang diberi nama SI BABIAT, yang di kemudian hari mempunyai banyak keturunan di daerah Mandailing. Mereka bermarga BAYOANGIN.<br />
Menurut Sumber B, nama putra TUAN SARIBURAJA dari istrinya yang harimau itu adalah RAJA GALEMAN, yang kemudian melahirkan marga SI BABIAT. Di kemudian hari, keturunannya melahirkan 12 marga di daerah Angkola dan Pakpak, yaitu ANGKA, BABIAT, BAHOROK, BASILAN, KIAN, LAUSAN, LAMBOSA, PAMAN, PARINDURI, RANGKUTI, SABAB, dan SITABAB.<br />
Karena selalu dikejar-kejar dan diintip oleh saudara-saudaranya, TUAN SARIBURAJA berkelana ke daerah Angkola dan seterusnya ke Barus.<br />
3. 2. 2. SI RAJA LONTUNG<br />Putra TUAN SARIBURAJA, hasil perkawinan incest dengan SI BORU PAREME. Dia kawin dengan ibunya sendiri, SI BORU PAREME. Hal ini terjadi karena setelah dewasa, ia meninggalkan ibunya dan pergi jauh-jauh, namun ternyata di kemudian hari mereka bertemu kembali tanpa mengenal lagi satu sama lain. Makanya akhirnya perkumpulan dari SI RAJA LOTUNG disebut Si Sia sada Ina. Dari perkawinan tersebut, ia mempunyai 7 putra dan 2 putri.<br />Putra :<br />1. TUAN SITUMORANG, keturunannya bermarga SITUMORANG.<br />2. SINAGA RAJA. Di Sumber B ditulis TOGA SINAGA. Keturunannya bermarga SINAGA.<br />3. PANDIANGAN. Di Sumber B ditulis TOGA PANDIANGAN. Keturunannya bermarga PANDIANGAN.<br />4. TOGA NAINGGOLAN. Keturunannya bermarga NAINGGOLAN.<br />5. SIMATUPANG. Di Sumber B ditulis TOGA SIMATUPANG. Keturunannya bermarga SIMATUPANG.<br />6. ARITONANG. Di Sumber B ditulis TOGA ARITONANG. Keturunannya bermarga ARITONANG.<br />7. SIREGAR. Di Sumber B ditulis TOGA SIREGAR. Keturunannya bermarga SIREGAR.<br />Putri :<br />1. SI BORU ANAKPANDAN, kawin dengan TOGA SIHOMBING.<br />2. SI BORU PANGGABEAN, kawin dengan TOGA SIMAMORA.<br />
Menurut Sumber B, SINAGA adalah putra pertama, sedangkan SITUMORANG adalah putra kedua.<br />
Karena putra-putri dari SI RAJA LONTUNG berjumlah 9 orang, maka keturunannya sering dijuluki orang dengan nama LONTUNG SI SIA MARINA, PASIA BORUNA SIHOMBING SIMAMORA.<br />SI SIA MARINA = SEMBILAN SATU IBU.<br />
3. 2. 2. 1. SITUMORANG<br />Menurut Sumber A, dari keturunan SITUMORANG lahir marga-marga cabang LUMBAN PANDE, LUMBAN NAHOR, SUHUTNIHUTA, SIRINGORINGO, SITOHANG, RUMAPEA, PADANG, dan SOLIN. Nama julukan Perkumpulannya adalah Sipitu Ama.<br />
Menurut Sumber B, SITUMORANG mempunyai 7 putra, yaitu :<br />1. RAJA PANDE<br />2. LUMBAN NAHOR<br />3. TUAN SUHUTNIHUTA<br />4. RAJA RINGO<br />5. SITOHANG URUK<br />6. SITOHANG TONGATONGA<br />7. SITOHANG TORUAN<br />
RAJA PANDE mempunyai putra bernama SITANDANG, yang selanjutnya mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. BATUHARI (keturunannya bermarga PADANG)<br />2. SOLIN (keturunannya bermarga SOLIN)<br />
LUMBAN NAHOR mempunyai putra bernama sama (LUMBAN NAHOR).<br />
TUAN SUHUTNIHUTA mempunyai putra bernama OMPU RAJA NANGGAPAN, yang kemudian mempunyai putra bernama DATU TONDUNG.<br />
RAJA RINGO mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. RAJA DAPOTON<br />2. RAJA REA<br />3. TUAN ONGGAR<br />4. SIAGIAN<br />
Keturunan RAJA DAPOTON bermarga SIRINGORINGO.<br />RAJA REA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. PAGAR BOSI (keturunannya bermarga SIRINGORINGO)<br />2. MORHITE LOMBU (keturunannya bermarga LUMBAN TORUAN)<br />3. PANSA NI OJUNG (keturunannya bermarga SIPANGGANG)<br />
Keturunan TUAN ONGGAR bermarga RUMAPEA.<br />
Keturunan dari SITOHANG URUK, SITOHANG TONGATONGA, dan SITOHANG TORUAN semuanya bermarga SITOHANG.<br />
3. 2. 2. 2. SINAGA<br />Menurut Sumber A, dari keturunan SINAGA kemudian lahir marga-marga cabang SIMANJORANG, SIMANDALAHI, dan BARUTU. Nama julukan perkumpulannya adalah Si Sadapur<br />
Menurut Sumber B, SINAGA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA BONOR<br />2. RAJA RATUS<br />3. SINAGA URUK<br />
RAJA BONOR mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA PANDE<br />2. TIANG DITONGA<br />3. TUAN SUHUT<br />RAJA PANDE mempunyai putra bernama PALTIRAJA alias SAKTI. Keturunannya bermarga SIDAHAPINTU.<br />
RAJA RATUS mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RATUS NAGODANG<br />2. SI TINGGI<br />3. SI ONGKO<br />Semua keturunan dari RAJA RATUS ini bermarga SINAGA PORTI.<br />SINAGA URUK mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. GURU SIHATAHUTAN<br />2. RAJA BARITA<br />3. DATU HURUNG<br />DATU HURUNG mempunyai putra bernama JORANGRAJA. Keturunannya bermarga SIMARGOLANG.<br />
3. 2. 2. 3. PANDIANGAN<br />Menurut Sumber A, dari keturunan PANDIANGAN kemudian lahir marga-marga cabang SAMOSIR, GULTOM, PAKPAHAN, SIDARI, SITINJAK, dan HARIANJA.nama perkumpulannya adalah Si Raja Sonang.<br />
Menurut Sumber B, PANDIANGAN mempunyai putra bernama DATU RONGGUR, yang selanjutnya mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SOLONDASON<br />2. SARANGBANUA<br />
SOLONDASON mempunyai putra bernama PARHUTALA, yang selanjutnya mempunyai mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. BORSAK HUMIRTAP<br />2. DSR. SONANG<br />
Keturunan BORSAK HUMIRTAP bermarga PANDIANGAN.<br />
Keturunan DSR. SONANG kemudian melahirkan marga-marga GULTOM, SAMOSIR, PAKPAHAN, dan SITINJAK.<br />Keturunan dari SAMOSIR kemudian ada yang bermarga SIDARI, dan keturunan dari SIDARI ini kemudian ada yang bermarga HARIANJA.<br />
SARANGBANUA mempunyai putra bernama PUNGUTEN SORI, yang selanjutnya mempunyai putra bernama SOLIN (keturunannya bermarga SOLIN).<br />
3. 2. 2. 4. NAINGGOLAN<br />Menurut Sumber A, dari keturunan NAINGGOLAN kemudian lahir marga-marga cabang RUMAHOMBAR, PARHUSIP, BATUBARA, LUMBAN TUNGKUP, LUMBAN SIANTAR, HUTABALIAN, LUMBAN RAJA, PUSUK, BUATON, dan NAHULAE.<br />
Menurut Sumber B, NAINGGOLAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SI RAJA BATU<br />2. SIRUMAHOMBAR<br />
SI RAJA BATU mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. BATUBARA (keturunannya bermarga BATUBARA)<br />2. PARHUSIP (keturunannya bermarga PARHUSIP)<br />
BATUBARA (yang keturunannya bermarga BATUBARA) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUAN NA MORA<br />2. SIAMPAPAGA (keturunannya bermarga SIAMPAPAGA)<br />
SIRUMAHOMBAR mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. LUMBAN NAHOR<br />2. MOGOT PINAYUNGAN<br />3. LUMBAN SIANTAR<br />4. HUTABALIAN<br />
Keturunan LUMBAN NAHOR bermarga LUMBAN NAHOR.<br />
MOGOT PINAYUNGAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. LUMBAN TUNGKUP (keturunannya bermarga LUMBAN TUNGKUP)<br />2. LUMBAN RAJA (keturunannya bermarga LUMBAN RAJA)<br />LUMBAN RAJA mempunyai putra bernama DATU PARULAS.<br />Keturunan DATU PARULAS ini kemudian melahirkan marga-marga NAHULAE, SIBUATON, dan PUSUK.<br />Keturunan LUMBAN SIANTAR bermarga LUMBAN SIANTAR.<br />
Keturunan HUTABALIAN bermarga HUTABALIAN.<br />
3. 2. 2. 5. SIMATUPANG<br />Menurut Sumber A, dari keturunan SIMATUPANG kemudian lahir marga-marga cabang TOGATOROP (SITOGATOROP), SIANTURI, dan SIBURIAN.<br />
Menurut Sumber B, SIMATUPANG mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TOGATOROP (keturunannya bermarga TOGATOROP)<br />2. SIANTURI (keturunannya bermarga SIANTURI)<br />3. SIBURIAN (keturunannya bermarga SIBURIAN)<br />
TOGATOROP (yang keturunannya bermarga TOGATOROP) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PANOPA<br />2. BAGINDA MULANA<br />
PANOPA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU TUAN DOLOK<br />2. OMPU BALOBAS<br />
BAGINDA MULANA mempunyai putra bernama BAGON SINTA, yang selanjutnya mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TATAP RAJA<br />2. TUAN TURUTAN<br />
SIANTURI (yang keturunannya bermarga SIANTURI) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SIMANGONDING<br />2. LUMBAN GAMBIRI<br />3. SI MATANIARI<br />
SIMANGONDING mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SIHARINUAN<br />2. SIATA LASIAK<br />
SIHARINUAN mempunyai 6 putra, yaitu :<br />1. MANDOSIRAJA<br />2. BONANIONAN<br />3. PARMANSAHATI<br />4. TUAN DIHORBO<br />5. MANGORING DOLOK<br />6. MANGIHUT RAJA<br />
MANDOSIRAJA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUAN SIPINGGAN<br />2. BAGOT NI PULO<br />
SIBURIAN (yang keturunannya bermarga SIBURIAN) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUAN NAHUM<br />2. TUAN NAPANG<br />
TUAN NAHUM mempunyai putra bernama GURU SOUNANGON, yang selanjutnya mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU RAJA SIONANG<br />2. RAJA TURUTAN<br />
TUAN NAPANG mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PARBAJUBOSI<br />2. DATU MANONGON<br />
3. 2. 2. 6. ARITONANG<br />Menurut Sumber A, dari keturunan ARITONANG kemudian lahir marga-marga cabang OMPUSUNGGU, RAJAGUKGUK, dan SIMAREMARE.<br />
Menurut Sumber B, ARITONANG mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. OMPU SUNGGU (keturunannya bermarga OMPUSUNGGU)<br />2. RAJAGUKGUK (keturunannya bermarga RAJAGUKGUK)<br />3. SIMAREMARE (keturunannya bermarga SIMAREMARE)<br />
OMPUSUNGGU (yang keturunannya bermarga OMPUSUNGGU) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SUNGGURAJA<br />2. SORIMUNGU<br />
RAJAGUKGUK (yang keturunannya bermarga RAJAGUKGUK) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PANUNGKOL LANGIT<br />2. PINGGAN PASU<br />
PANUNGKOL LANGIT mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. OMPU PALTI<br />2. BAGOR NI LAUT (keturunannya bermarga HARO)<br />3. BABIAT SOSUNGGULON<br />4. TAHAN NIUJI<br />
SIMAREMARE (yang keturunannya bermarga SIMAREMARE) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA SORIMANGARAJA<br />2. RAJA MANGARERAK<br />
3. 2. 2. 7. SIREGAR<br />Menurut Sumber A, dari keturunan SIREGAR kemudian lahir marga-marga cabang SILO, DONGORAN, SILALI, SIAGIAN, RITONGA, dan SORMIN.<br />
Menurut Sumber B, SIREGAR mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. SILO<br />2. DONGORAN<br />3. SILALI<br />4. SIAGIAN<br />
SILO mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SINARBANGAN<br />2. PAROSANGOSANG<br />SINARBANGAN mempunyai putra bernama OMPU TUAN DIHORBO, yang selanjutnya mempunyai putra bernama DATU NASANGAP, yang keturunannya bermarga SORMIN.<br />PAROSANGOSANG mempunyai putra bernama NATUNGIRON.<br />
DONGORAN mempunyai putra bernama BAGINDARAJA.<br />
SILALI mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA SINUNGSUNGAN<br />2. TUAN BANGOR<br />
RAJA SINUNGSUNGAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. MANAHAN LAUT I<br />2. PAMOTO<br />
MANAHAN LAUT I mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU GAJA NABOLON<br />2. PALANGKE BERE<br />
OMPU GAJA NABOLON mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. GAJA NABOLON<br />2. BAUMI<br />3. PARULTOP<br />GAJA NABOLON mempunyai putra bernama MANAHAN LAUT II, yang selanjutnya mempunyai putra bernama MATA SOPIAK LANGIT, yang keturunannya bermarga RITONGA.<br />
SIAGIAN mempunyai putra bernama GIANG RAJA, yang selanjutnya mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. JANGGAL NABEGU<br />2. GURU SINUNGSUNGAN<br />
3. 2. 3. RAJA BORBOR<br />Putra dari TUAN SARIBURAJA, dilahirkan oleh ibunya NAI MARGIRING LAUT. Semua keturunannya disebut marga BORBOR. Di Sumber B, dicantumkan bahwa nama ibu dari RAJA BORBOR ini adalah NAI MANGIRING LAUT.<br />
Menurut Sumber A, cucu RAJA BORBOR yang bernama DATU TALADIBABANA (sundut keenam bila dihitung dari SI RAJA BATAK, yang berada di urutan pertama) mempunyai 6 putra, nama perkumpulannya Borbor yang menjadi asal-usul lahirnya marga-marga berikut :<br />1. DATU DALU alias SAHANG MAIMA<br />2. SIPAHUTAR (keturunannya bermarga SIPAHUTAR)<br />3. HARAHAP (keturunannya bermarga HARAHAP)<br />4. TANJUNG (keturunannya bermarga TANJUNG)<br />5. DATU PULUNGAN (keturunannya bermarga PULUNGAN)<br />6. SIMARGOLANG (keturunannya bermarga SIMARGOLANG)<br />
Keturunan DATU DALU melahirkan marga-marga berikut :<br />1. PASARIBU, BATUBARA, HABEAHAN, BONDAR, dan GORAT<br />2. TINENDANG dan TANGKAR<br />3. MATONDANG<br />4. SARUKSUK<br />5. TARIHORAN<br />6. PARAPAT<br />7. RANGKUTI<br />
Dari keturunan DATU PULUNGAN, lahir marga-marga LUBIS dan HUTASUHUT.<br />
Menurut Sumber B, DATU TALADIBABANA adalah anak (bukan cucu) dari RAJA BORBOR. Istrinya bernama SI BORU JAU. Dia mempunyai 10 putra, yaitu :<br />1. RAJA HATORUSAN II<br />2. TUAN SIDAMANIK (keturunannya bermarga SIDAMANIK)<br />3. SIAJI MALIM (keturunannya bermarga HARAHAP)<br />4. PARAPAT (keturunannya bermarga PARAPAT)<br />5. MATONDANG (keturunannya bermarga MATONDANG)<br />6. SIPAHUTAR (keturunannya bermarga SIPAHUTAR)<br />7. RAJA TARIHORAN (keturunannya bermarga TARIHORAN)<br />8. RAJA GURNING (keturunannya bermarga GURNING)<br />9. RAJA RAMBE (keturunannya bermarga RAMBE)<br />10. RAJA SARUKSUK (keturunannya bermarga SARUKSUK)<br />
RAJA HATORUSAN II mempunyai 5 putra, yaitu :<br />1. OMPU TUAN RAJA DOLI<br />2. DATU RIMBANG SAUDARA<br />3. DATU ALTONG<br />4. SAHANG MATANIARI<br />5. SINDAR MATANIARI<br />
OMPU TUAN RAJA DOLI mempunyai putra bernama TUAN SARIBURAJA II, yang selanjutnya mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. DATU POMPANG BALASARIBU<br />2. SANGKAR SOMALIDANG<br />
DATU POMPANG BALASARIBU mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. TANJUNG DOLOK<br />2. SAHANG MAIMA<br />3. RIMBANG SAUDARA alias DATU DALU<br />4. RAJA DOHANG<br />
TANJUNG DOLOK mempunyai putra bernama TANJUNG, yang keturunannya bermarga TANJUNG.<br />
SAHANG MAIMA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PULUNGAN TUA<br />2. TUMONGGU LUBIS<br />
PULUNGAN TUA mempunyai putra bernama PULUNGAN, yang keturunannya bermarga PULUNGAN (kebanyakan mereka pindah semua ke Selatan).<br />
TUMONGGU LUBIS mempunyai putra bernama LUBIS, yang keturunannya bermarga LUBIS (yang asli berasal dari Utara seperti terdapat pada silsilah yang pernah aku lihat)<br />
RIMBANG SAUDARA alias DATU DALU mempunyai putra bernama TUAN SARIBURAJA III (keturunannya bermarga PASARIBU). Selanjutnya, TUAN SARIBURAJA III ini mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. HABEAHAN (keturunannya bermarga HABEAHAN)<br />3. BONDAR (keturunannya bermarga BONDAR)<br />3. GORAT (keturunannya bermarga GORAT, dan di kemudian hari juga melahirkan marga UJUNG SARIBU)<br />
RAJA DOHANG mempunyai putra bernama DATU BARA, yang keturunannya bermarga BATUBARA.<br />
Keturunan SAHANG MATANIARI bermarga SIMARGOLANG.<br />
TUAN SIDAMANIK (yang keturunannya bermarga SIDAMANIK) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA SIHORSIK<br />2. RAJA SIRINGIS<br />
SIAJI MALIM (yang keturunannya bermarga HARAHAP) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. DATU NIBAGANA<br />2. TUAN DATU SINGAR<br />Cucu dari SIAJI MALIM ini kemudian ada yang bernama OMPU SODOGORON, yang keturunannya bermarga HUTASUHUT.<br />
PARAPAT (yang keturunannya bermarga PARAPAT) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. MUNTHE (keturunannya bermarga MUNTHE)<br />2. JAMBE (keturunannya bermarga JAMBE)<br />
MATONDANG (yang keturunannya bermarga MATONDANG) mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. RAMU (keturunannya bermarga RAMU)<br />2. MUNTHE (keturunannya bermarga MUNTHE)<br />3. PADANG (keturunannya bermarga PADANG)<br />4. SAPU (keturunannya bermarga SAPU)<br />
SIPAHUTAR (yang keturunannya bermarga SIPAHUTAR) mempunyai putra bernama MATA SOPIAK. Putra dari RAJA SOPIAK ini bernama RAJA DAHULAE, yang keturunannya bermarga DAULAE.<br />
RAJA TARIHORAN (yang keturunannya bermarga TARIHORAN) mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. SITORBAN DOLOK (keturunannya bermarga TARIGAN, GINTING, dan PURBA SARIBU)<br />2. GIRSANG ROBAROBA (keturunannya bermarga GIRSANG dan SARIBUTUA)<br />3. SIGULANG BATU (keturunannya bermarga SIGULANG BATU)<br />4. SIBANGKIANG (keturunannya bermarga BANGKIANG)<br />
RAJA GURNING (yang keturunannya bermarga GURNING) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. BORSAK DILANGIT (keturunannya bermarga GURNING SARIBU di daerah Dairi)<br />2. BORSAK DIRONGGUR (keturunannya bermarga TAMBAK RONGGUR di daerah Karo)<br />3. BORSAK DILAUT (keturunannya bermarga MASARO di daerah Arhemia)<br />
RAJA RAMBE (yang keturunannya bermarga RAMBE) mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. DATU HORBO<br />2. DATU ALAS<br />3. DATU RONGGUR<br />4. GURU TINANDANGAN<br />
DATU HORBO mempunyai putra bernama SINURAT, yang keturunannya bermarga SINURAT.<br />
DATU RONGGUR mempunyai putra bernama TUANKU BOLANG, yang keturunannya kemudian melahirkan 2 marga di daerah Dairi, yaitu NALU dan BANCIN.<br />
GURU TINANDANGAN mempunyai putra bernama BINTANG, yang keturunannya bemarga BINTANG.<br />
RAJA SARUKSUK (yang keturunannya bermarga SARUKSUK) mempunyai 6 putra, yaitu :<br />1. BEGU SOALOON<br />2. INUM AEK SASUNGE<br />3. RAJA SINABOLAK<br />4. RAJA HUTUDARI<br />5. DUGUL NABOLON<br />6. RAJA TUMPU<br />
Keturunan BEGU SOALOON bermarga SIDAMANIK.<br />
Keturunan INUM AEK SASUNGE melahirkan marga-marga MANIK dan TAMBUN SARIBU.<br />
Keturunan RAJA SINABOLAK bermarga SINABOLAK.<br />
Keturunan RAJA HUTUDARI melahirkan marga-marga GURNING TAMBOSAN, BIRU, GINTING LEMBONG, dan GINTING SARIBU.<br />
DUGUL NABOLON mempunyai putra bernama TUAN GANTARBOSI, yang keturunannya melahirkan marga-marga ONGKOR dan DARANSI.<br />
Keturunan RAJA TUMPU melahirkan marga-marga BANJARKASI dan KASILAN.<br />
3. 3. LIMBONG MULANA dan Marga-marga Keturunannya<br />Putra ketiga dari GURU TATEA BULAN. Menurut Sumber A, keturunan dari LIMBONG MULANA ini bermarga LIMBONG. Dia mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PALU ONGGANG<br />2. LANGGAT LIMBONG<br />
LANGGAT LIMBONG mempunyai 3 putra. Keturunan dari putra keduanya bermarga SIHOLE, sedangkan keturunan dari putra ketiganya bermarga HABEAHAN. Yang lainnya tetap memakai marga induk, yaitu LIMBONG.<br />
Menurut Sumber B, LIMBONG MULANA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PALU ONGGANG<br />2. LANGGAT LIMBONG<br />
PALU ONGGANG mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. BORSAK NILANGAN<br />2. TUAN RUMA IJUK<br />3. RAJA NABIMBINAN<br />4. TOGA NABURAHAN<br />
TUAN RUMA IJUK mempunyai keturunan yang bernama OMPU PULO, yang keturunannya bermarga LEMBONG di daerah Dairi.<br />
LANGGAT LIMBONG mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TUAN JONGGI NABOLON<br />2. RAJA NABIMBINAN<br />3. PAPAGA NALOMAK<br />
TUAN JONGGI NABOLON mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU RAJA MINAR<br />2. TOGA PASIDUNG<br />
OMPU RAJA MINAR mempunyai putra bernama OMPU RAJA DIURUK, yang keturunannya bermarga PERANGINANGIN.<br />
TOGA PASIDUNG mempunyai putra bernama OMPU RAJA MOGOT, yang keturunannya bernama SAPIAM.<br />
Keturunan RAJA NABIMBINAN bermarga SIHOLE. Ia mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TOGA HOLE<br />2. OMPU BOLON<br />3. RUMANAHOR<br />
PAPAGA NALOMAK mempunyai putra bernama TOGA HABEAHAN, yang keturunannya bermarga HABEAHAN. TOGA HABEAHAN ini mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. HUTA NAPURAN (keturunannya bermarga KABEAKAN)<br />2. HUTA PINANG (keturunannya bermarga TANGKAR)<br />3. OMPU RAJA BUHIT (keturunannya bermarga PADANG)<br />4. HUTA HORBO (keturunannya bermarga TINENDANG)<br />
3. 4. SAGALA RAJA dan Marga-marga Keturunannya<br />Putra keempat dari GURU TATEA BULAN. Menurut Sumber A, semua keturunannya bermarga SAGALA.<br />
Menurut Sumber B, SAGALA RAJA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA HUTARUAR<br />2. HUTABAGAS<br />3. HUTAURAT<br />
RAJA HUTARUAR mempunyai putra bernama RAJA LUMBAN PARIK. Selanjutnya, RAJA LUMBAN PARIK mempunyai putra bernama TUAN BANGUNREA, yang keturunannya bermarga BANGUN.<br />
Keturunan HUTABAGAS bermarga HUTABAGAS. Dia mempunyai putra bernama TUAN MULA I, yang kemudian mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUAN MULA II<br />2. TUAN RANGARANGA<br />TUAN MULA II mempunyai putra bernama TUAN MULA III.<br />TUAN RANGARANGA mempunyai putra bernama GURU MARTUNGKOT.<br />
Keturunan HUTAURAT bermarga HUTAURAT. Dia kemudian mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SI RAJA OLOAN<br />2. SI RAJA ARISAN<br />3. SUNGKUNON RAJA<br />
3. 5. MALAU RAJA dan Marga-marga Keturunannya<br />Putra kelima dari GURU TATEA BULAN. Menurut Sumber A, keturunannya bermarga MALAU. Dia mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. PASE RAJA (keturunannya bermarga PASE)<br />2. AMBARITA (keturunannya bermarga AMBARITA)<br />3. GURNING (keturunannya bermarga GURNING)<br />4. LAMBE RAJA (keturunannya bermarga LAMBE)<br />
Salah satu keturunan dari MALAU RAJA bernama MANIK RAJA, yang kemudian menjadi asal lahirnya marga MANIK.<br />
Menurut Sumber B, putra kelima dari TATEA BULAN ini bernama SILAU RAJA, yang keturunannya bermarga MALAU. Dia mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. MALAU (keturunannya bermarga MALAU)<br />2. MANIK (keturunannya bermarga MANIK)<br />3. AMBARITA (keturunannya bermarga AMBARITA)<br />4. GURNING (keturunannya bermarga GURNING)<br />
MALAU (yang keturunannya bermarga MALAU) mempunyai putra bernama TABUTABU GUMBANG, yang kemudian mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PASE RAJA (keturunannya bermarga PASE)<br />2. LAMBE RAJA (keturunannya bermarga LAMBE)<br />
PASE RAJA (yang keturunannya bermarga PASE) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA PARMAS<br />2. GURU PANUSUR<br />3. GURU LANGGAK<br />RAJA PARMAS mempunyai putra bernama MALAU RAJA II.<br />GURU LANGGAK mempunyai putra bernama GURU SOLOBEAN.<br />
LAMBE RAJA (yang keturunannya bermarga LAMBE) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. OMPU GORDANG<br />2. OMPU BAHUAN<br />3. OMPU RAJA<br />
MANIK (yang keturunannya bermarga MANIK) mempunyai putra bernama MANIK RAJA. Putra MANIK RAJA ini bernama GURU HUTASADA, yang kemudian mempunyai putra bernama SISUMUNDUT.<br />
AMBARITA (yang keturunannya bermarga AMBARITA) mempunyai putra bernama RAJA AMBARITA.<br />
GURNING (yang keturunannya bermarga GURNING) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SI HUTAGOK<br />2. GURU NULANG MUSU<br />GURU NULANG MUSU mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA MANINTING<br />2. RAJA MANODO<br />
BAB IV<br />MARGA-MARGA KETURUNAN RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON)<br />
Nama istri dari RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON) ini tidak disebutkan, baik di Sumber A maupun Sumber B. Dia mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TUAN SORIMANGARAJA<br />2. RAJA ASI-ASI<br />3. SANGKAR SOMALIDANG<br />
RAJA ASI-ASI dan SANGKAR SOMALIDANG meninggalkan Pusuk Buhit dan pergi ke daerah lain sebelum kawin. Di Sumber B, nama mereka tidak dicantumkan.<br />
<strong>RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON) = RAJA YANG DISEMBAH.</strong> Isombaon kata dasarnya adalah somba (sembah).<br />
<strong>4. 1. TUAN SORIMANGARAJA dan Marga-marga Keturunannya<br />TUAN SORIMANGARAJA adalah putra pertama dari RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON). Dari ketiga putra RAJA ISOMBAON (RAJA ISUMBAON),</strong> hanya dialah yang tetap tinggal di Pusuk Buhit, Tanah Batak. Istrinya ada 3, yaitu :<br /><strong>1. SI BORU ANTING MALELA alias SI BORU ANTING SABUNGAN alias NAI AMBATON<br />2. SI BORU BIDING LAUT alias NAI RASAON<br />3. SI BORU SANGGUL HAOMASAN alias NAI SUANON</strong><br />
Istri pertama dan kedua dari TUAN SORIMANGARAJA tersebut adalah putri-putri dari GURU TATEA BULAN. Menurut Sumber B, nama istri pertama dari TUAN SORIMANGARAJA adalah SI BORU PAROMAS.<br />
<strong>4. 1. 1. NAI AMBATON dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, istri pertama dari TUAN SORIMANGARAJA (yaitu SI BORU ANTING MALELA alias SI BORU ANTING SABUNGAN alias NAI AMBATON) melahirkan putra bernama TUAN SORBA DIJULU alias OMPU RAJA NABOLON. Tapi kemudian TUAN SORBA DIJULU alias OMPU RAJA NABOLON ini digelari NAI AMBATON (menurut nama ibunya), dan sampai sekarang semua keturunannya dinyatakan sebagai keturunan NAI AMBATON. nama perkumpulannya disebut Parna.<br />Kemudian, TUAN SORBA DIJULU alias OMPU RAJA NABOLON alias NAI AMBATON ini mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. SIMBOLON TUA (keturunannya bermarga SIMBOLON)<br />2. TAMBA TUA (keturunannya bermarga TAMBA)<br />3. SARAGI TUA (keturunannya bermarga SARAGI)<br />4. MUNTE TUA (keturunannya bermarga MUNTE alias NAI MUNTE alias DALIMUNTE)</strong><br />
<strong>Sebagaimana tercantum dalam buku “Tarombo Marga Ni Suku Batak” karangan W. Hutagalung, dari keempat marga di atas kemudian lahir sejumlah marga cabang, yaitu :<br />- dari marga SIMBOLON : TINAMBUNAN, TUMANGGOR, MAHARAJA, TURUTAN, NAHAMPUN, dan PINAYUNGAN. Juga marga-marga BERAMPU dan PASI.<br />- dari marga TAMBA : SIALLAGAN, TOMOK, SIDABUTAR, SIJABAT, GUSAR, SIADARI, SIDABOLAK, RUMAHORBO, dan NAPITU.<br />- dari marga SARAGI : SIMALANGO, SAING, SIMARMATA, NADEAK, dan SIDABUNGKE.<br />- dari marga MUNTE : SITANGGANG, MANIHURUK, SIDAURUK, TURNIP, SITIO, dan SIGALINGGING.</strong><br />
<strong>Ada keterangan lain yang mengatakan bahwa TUAN SORBA DIJULU alias OMPU RAJA NABOLON alias NAI AMBATON mempunyai 2 putra, yaitu SIMBOLON TUA dan SIGALINGGING. Kemudian, SIMBOLON TUA mempunyai 5 putra, yaitu SIMBOLON, TAMBA, SARAGI, MUNTE, dan NAHAMPUN</strong><br />
<strong>Walau keturunan NAI AMBATON sudah terdiri dari berpuluh-puluh marga dan sampai sekarang sudah mencapai lebih dari 20 sundut (generasi), masih dapat dipertahankan ruhut bongbong, yaitu peraturan yang melarang terjadinya perkawinan antar satu marga atau antar marga yang sekelompok/seleluhur. Dengan demikian, tidak ada perkawinan antar sesama marga keturunan NAI AMBATON.<br />Menurut Sumber B, putra pertama dari TUAN SORIMANGARAJA (yaitu TUAN SORBA DIJULU) mempunyai putra bernama SIAMBATON alias SULIRAJA, yang kemudian mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. SIMBOLON TUA (keturunannya bermarga SIMBOLON)<br />2. TAMBA TUA (keturunannya bermarga TAMBA)<br />3. SARAGI TUA (keturunannya bermarga SARAGI)<br />4. MUNTE TUA (keturunannya bermarga MUNTE)</strong><br />
<strong>SIMBOLON TUA (yang keturunannya bermarga SIMBOLON) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUNGGUL SIBISA<br />2. SUHUT NIHUTA</strong><br />
<strong>TUNGGUL SIBISA mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. ALTONG NABEGU<br />2. NAHODA RAJA<br />3. PANDE SAHATA<br />4. JUARA BULAN</strong><br />
<strong>NAHODA RAJA mempunyai 6 putra, yaitu :<br />1. TINAMBUNAN (keturunannya bermarga TINAMBUNAN)<br />2. TUMANGGOR (keturunannya bermarga TUMANGGOR)<br />3. MAHARAJA (keturunannya bermarga MAHARAJA)<br />4. TURUTAN (keturunannya bermarga TURUTAN)<br />5. PINAYUNGAN (keturunannya bermarga PINAYUNGAN)<br />6. NAHAMPUN (keturunannya bermarga NAHAMPUN)</strong><br />
<strong>TUMANGGOR mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. GALA<br />2. GALUNG<br />3. BOANG MANALU (keturunannya bermarga BOANG MANALU)<br />4. BANCIN (keturunannya bermarga BANCIN)<br />SUHUT NIHUTA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA DAPOTON<br />2. RAJA SIRIMBANG<br />3. RAJA HAPOTAN</strong><br />
<strong>TAMBA TUA (yang keturunannya bermarga TAMBA) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TUAN SITONGGOR alias RUMABOLON<br />2. TUAN LUMBAN TONGATONGA<br />3. TUAN LUMBAN TORUAN</strong><br />
<strong>TUAN SITONGGOR alias RUMABOLON mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. MARIA RAJA<br />2. PANDE RAJA<br />3. MANGGOHI RAJA<br />4. SIMARMATA RAJA<br />MARIA RAJA mempunyai putra bernama BATU MANDIRI.<br />PANDE RAJA mempunyai putra bernama SIALLAGAN, yang keturunannya bermarga SIALLAGAN.<br />MANGGOHI RAJA mempunyai putra yang bernama REA, yang keturunannya bermarga REA.<br />SIMARMATA RAJA mempunyai putra bernama TUAN LUMBAN PEA.</strong><br />
<strong>TUAN LUMBAN TONGATONGA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RUMAGANJANG<br />2. TUAN LUMBAN URUK</strong><br />
<strong>RUMAGANJANG mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. GURU TATEA BULAN<br />2. GURU SINANTI<br />3. DATU PARNGONGO</strong><br />
<strong>DATU PARNGONGO mempunyai 7 putra, yaitu :<br />1. GURU SITINDION<br />2. RAJA NIALAPAN<br />3. GURU SAOAN<br />4. PARJARUNGJUNG<br />5. SIMATA RAJA<br />6. GURU TINANDANGAN<br />7. RAJA MARHATI ULUBALANG</strong><br />
<strong>Keturunan GURU SITINDION kemudian melahirkan marga-marga SIDABUTAR, SIJABAT, SIADARI, dan SIADABALOK. Keempat marga ini disebut marga-marga TOMOK.</strong><br />
<strong>TUAN LUMBAN TORUAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RUMAROHA<br />2. RUMAHORBO</strong><br />
<strong>Keturunan RUMAHORBO bermarga RUMAHORBO. Dia mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA DIURUK<br />2. TUAN DIHORBO (keturunannya bermarga NAPITU)</strong><br />
<strong>SARAGI TUA (yang keturunannya bermarga SARAGI) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUAN BINUR<br />2. RAJA SARAGI</strong><br />
<strong>TUAN BINUR mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. LANGO RAJA (keturuannya bermarga SIMALANGO)<br />2. SAING RAJA (keturunannya bermarga SAING)<br />3. SIMATA RAJA (keturunannya bermarga SIMARMATA)<br />4. TOGA NADEAK (keturunannya bermarga NADEAK)</strong><br />
<strong>RAJA SARAGI mempunyai putra bernama OMPU PARTUMPUAN, yang kemudian mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU HARUNGGUAN<br />2. RAJA SINALIN<br />Keturunan OMPU HARUNGGUAN bermarga TARIGAN, yang kemudian juga melahirkan marga-marga BASIRUN, BOLAHAN, AKARBEJADI, KABAN, JURUG, dan TELUN.<br />Keturunan RAJA SINALIN bermarga SIDABUNGKE.</strong><br />
<strong>MUNTE TUA (yang keturunannya bermarga MUNTE) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA PANGURURAN<br />2. JELAK MARIBUR<br />3. JELAK KARO</strong><br />
<strong>RAJA PANGURURAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SITANGGANG<br />2. SIGALINGGING</strong><br />
<strong>Keturunan SITANGGANG bermarga SITANGGANG. Dia mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SITANGGANGBAU<br />2. OMPU PANGADATAN</strong><br />
<strong>OMPU PANGADATAN mempunyai putra bernama RAJA SILO, yang kemudian mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. MANIHURUK<br />2. MARHABONG LALI</strong><br />
<strong>Keturunan MANIHURUK bermarga MANIHURUK. Dia mempunyai putra bernama PANE TOBA, yang keturunannya kemudian melahirkan marga-marga SIDAURUK, TURNIP, dan SITIO.</strong><br />
<strong>Keturunan SIGALINGGING bermarga SIGALINGGING. Dia mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. OMPU SINALSAL<br />2. DATU RONGGUR<br />3. JUARA GAJA<br />OMPU SINALSAL mempunyai putra bernama OMPU BADA, yang keturunannya kemudian melahirkan marga-marga TENDANG, BANUREA, dan MANIK.<br />Keturunan marga TENDANG kemudian melahirkan marga GAJA, dan keturunan marga GAJA ini kemudian melahirkan marga BERASA.<br />Keturunan marga MANIK kemudian melahirkan marga BERINGIN.</strong><br />
<strong>DATU RONGGUR mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SIGORA<br />2. SITAMBOLANG<br />3. PARHALIANG</strong><br />
<strong>Keturunan JELAK MARIBUR bermarga DALIMUNTE di daerah Mandailing.</strong><br />
<strong>Keturunan JELAK KARO bermarga GINTING MUNTE di daerah Karo.</strong><br />
<strong>Catatan Khusus mengenai OMPU BADA<br />Menurut buku “Tarombo Marga Ni Suku Batak” karangan W. Hutagalung, OMPU BADA adalah keturunan NAI AMBATON pada sundut kesepuluh.<br />Menurut keterangan dari salah seorang keturunan OMPU BADA (MPU BADA) yang bermarga GAJAH :<br />- MPU BADA adalah asal-usul dari marga-marga TENDANG, BUNUREA, MANIK, BERINGIN, GAJAH, dan BARASA.<br />- Keenam marga tersebut dinamai SIENEMKODIN (ENEM = ENAM, KODIN = PERIUK), dan tanah asal keturunan MPU BADA pun dinamai Sienemkodin.<br />- MPU BADA bukan keturunan NAI AMBATON, juga bukan keturunan SI RAJA BATAK dari Pusuk Buhit.<br />- Lama sebelum SI RAJA BATAK lahir di Pusuk Buhit, MPU BADA telah ada di tanah Dairi. Keturunan MPU BADA merupakan ahli-ahli yang trampil (pawang-pawang) untuk mengambil serta mengumpulkan kapur barus yang diekspor ke luar negeri selama berabad-abad.<br />- Keturunan MPU BADA menganut sistem kekeluargaan Dalihan Natolu seperti yang dianut oleh saudara-saudaranya dari Pusuk Buhit yang datang ke tanah Dairi dan Tapanuli bagian barat.</strong><br />4. 1. 2. <strong>NAI RASAON</strong> dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, istri kedua dari TUAN SORIMANGARAJA (yaitu NAI RASAON) melahirkan putra bernama RAJA MANGARERAK. Tetapi kemudian RAJA MANGARERAK ini digelari NAI RASAON (menurut nama ibunya), dan sampai sekarang semua keturunannya dinyatakan sebagai keturunan NAI RASAON.<br />Kemudian, RAJA MANGARERAK alias NAI RASAON ini mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA MARDOPANG<br />2. RAJA MANGATUR<br />
RAJA MARDOPANG mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SITORUS (keturunannya bermarga SITORUS, dan marga PANE adalah salah satu marga cabangnya)<br />2. SIRAIT (keturunannya bermarga SIRAIT)<br />3. BUTARBUTAR (keturunannya bermarga BUTARBUTAR)<br />
RAJA MANGATUR mempunyai putra bernama TOGA MANURUNG, yang keturunannya bermarga MANURUNG.<br />
Menurut Sumber B, TUAN SORBA DIJAE adalah putra kedua dari TUAN SORIMANGARAJA. Kemudian, TUAN SORBA DIJAE ini mempunyai putra bernama RAJA MANGARERAK alias NARASAON (bukan NAI RASAON), yang selanjutnya mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA MARDOPANG alias RAJA SITORUS<br />2. RAJA MANGATUR alias TOGA MANURUNG.<br />
RAJA MARDOPANG alias RAJA SITORUS mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SITORUS (keturunannya bermarga SITORUS)<br />2. SIRAIT (keturunannya bermarga SIRAIT)<br />3. BUTARBUTAR (keturunannya bermarga BUTARBUTAR)<br />
SITORUS (yang keturunannya bermarga SITORUS) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. PANE (keturunannya bermarga PANE)<br />2. DORI<br />3. BOLTOK<br />
SIRAIT (yang keturunannya bermarga SIRAIT) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SIAHAAN<br />2. SIAGIAN<br />3. NALOMLOMAN<br />
BUTARBUTAR (yang keturunannya bermarga BUTARBUTAR) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SIMANANDUK<br />2. HUTAGORAT<br />3. SIMANANTI<br />
RAJA MANURUNG alias TOGA MANURUNG mempunyai putra bernama MANURUNG, yang keturunannya bermarga MANURUNG. Selanjutnya, MANURUNG ini mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. HUTAGURGUR<br />2. HUTAGAOL<br />3. SIMANORONI<br />
4. 1. 3. NAI SUANON dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, istri ketiga dari TUAN SORIMANGARAJA (yaitu NAI SUANON) melahirkan putra bernama TUAN SORBA DIBANUA. Tetapi kemudian TUAN SORBADIBANUA ini digelari NAI SUANON (menurut nama ibunya), dan sampai sekarang semua keturunannya dinyatakan sebagai keturunan NAI SUANON.<br />Kemudian, TUAN SORBA DIBANUA alias NAI SUANON ini mempunyai 8 putra, yaitu :<br />1. SI BAGOT NI POHAN (keturunannya bermarga POHAN)<br />2. SI PAET TUA<br />3. SI LAHI SABUNGAN (keturunannya bermarga SILALAHI)<br />4. SI RAJA OLOAN<br />5 .SI RAJA HUTALIMA<br />6. SI RAJA SUMBA<br />7. SI RAJA SOBU<br />8. TOGA NAIPOSPOS (keturunannya bermarga NAIPOSPOS)<br />
Menurut Sumber B, SI RAJA SOBU adalah putra keenam, sedangkan SI RAJA SUMBA adalah putra ketujuh.<br />
SI BAGOT NI POHAN, SI PAET TUA, SI LAHI SABUNGAN, SI RAJA HUTALIMA, dan SI RAJA OLOAN dilahirkan oleh istri pertama TUAN SORBA DIBANUA, yaitu putri SARIBURAJA. Sedangkan SI RAJA SUMBA, SI RAJA SOBU, dan TOGA NAIPOSPOS dilahirkan oleh istri keduanya, yaitu BORU SIBASOPAET, putri Mojopahit.<br />
Keluarga TUAN SORBA DIBANUA bermukim di Lobu Parserahan, Balige. Pada suatu ketika, terjadi suatu peristiwa yang unik dalam keluarga tersebut. Atas ramalan atau anjuran seorang datu, TUAN SORBA DIBANUA menyuruh kedelapan putranya bermain perang-perangan. Tanpa disengaja, mata SI RAJA HUTALIMA terkena lembing SI RAJA SOBU. Hal ini membangkitkan emosi kedua istri TUAN SORBA DIBANUA dan putra-putranya masing-masing, yang tak dapat diatasi lagi oleh TUAN SORBA DIBANUA. Akibatnya, si istri kedua beserta ketiga putranya pindah ke Lobu Galagala di kaki gunung Dolok Tolong sebelah barat.<br />Keturunan TUAN SORBA DIBANUA berkembang dengan pesat dan melahirkan lebih dari 100 marga hingga saat ini.<br />
4. 1. 3. 1. SI BAGOT NI POHAN dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan SI BAGOT NI POHAN melahirkan marga dan marga cabang :<br />1. TAMPUBOLON, BARIMBING, SILAEN<br />2. SIAHAAN, SIMANJUNTAK, HUTAGAOL, NASUTION<br />3. PANJAITAN, SIAGIAN, SILITONGA, SIANIPAR, PARDOSI<br />4. SIMANGUNSONG, MARPAUNG, NAPITUPULU, PARDEDE<br />
Menurut Sumber B, SI BAGOT NI POHAN mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. TUAN SIHUBIL<br />2. TUAN SOMANIMBIL<br />3. TUAN DIBANGARNA<br />4. SONAK MALELA<br />
TUAN SIHUBIL mempunyai putra bernama TAMPUK BOLON, yang keturunannya bermarga TAMPUBOLON. Selanjutmya, TAMPUK BOLON ini mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA MATANIARI<br />2. RAJA MANGAPUL<br />3. RAJA SIBORO<br />
TUAN SOMANIMBIL mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SOMBA DEBATA (keturunannya bermarga SIAHAAN)<br />2. RAJA MARSUNDUNG (keturunannya bermarga SIMANJUNTAK)<br />3. TUAN MARUJI (keturunannya bermarga HUTAGAOL)<br />
SOMBA DEBATA (yang keturunannya bermarga SIAHAAN) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA DITANO<br />2. RAJA PARLUHUTAN<br />RAJA DITANO di kemudian hari mempunyai keturunan bernama SI SORIK, yang keturunannya bermarga NASUTION.<br />
RAJA MARSUNDUNG (yang keturunannya bermarga SIMANJUNTAK) mempunyai 4 putra, (Simanjuntak horbo pudi dijuluki Sitolu sada Ina) yaitu :<br />1. RAJA PASURATAN (keturunannya bermarga SINURAT)<br />2. RAJA MARDAUP<br />3. RAJA SITOMBUK<br />4. RAJA HUTABULU<br />
TUAN MARUJI (yang keturunannya bermarga HUTAGAOL) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA UJUNG DEBATA<br />2. PATURUBUN<br />
TUAN DIBANGARNA mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. PANJAITAN (keturunannya bermarga PANJAITAN)<br />2. DATU NABOLON (keturunannya bermarga SILITONGA)<br />3. SIAGIAN (keturunannya bermarga SIAGIAN)<br />4. SIANIPAR (keturunannya bermarga SIANIPAR)<br />
PANJAITAN (yang keturunannya bermarga PANJAITAN) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA SITUNGO<br />2. DATU NABOLON<br />
RAJA SITUNGO mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. OMPU MARTIBI RAJA<br />2. OMPU RAJA DOGOR<br />3. SIPOHOT<br />4. JANGGUT NI HUTING<br />
DATU NABOLON mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA SIDUGUR (mempunyai putra bernama SIHUTUR DANGKA)<br />2. SIHARIM BORBOR (mempunyai putra bernama SOMBA GURU)<br />
SIAGIAN (yang keturunannya bermarga SIAGIAN) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PAPAGA LOTE (keturunannya bermarga PARDOSI)<br />2. PANDEANDURI<br />
SIANIPAR (yang keturunannya bermarga SIANIPAR) mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. GURU SOALOON<br />2. PURBARAJA<br />3. DATU TAPAK<br />4. SIBATANG BURUK<br />
SONAK MALELA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SIMANGUNSONG (keturunannya bermarga SIMANGUNSONG)<br />2. MARPAUNG (keturunannya bermarga MARPAUNG)<br />3. RAJA NAPITUPULU<br />
SIMANGUNSONG (yang keturunannya bermarga SIMANGUNSONG) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA MARDUGUL<br />2. BINDURAJA<br />
MARPAUNG (yang keturunannya bermarga MARPAUNG) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA PANGASEAN<br />2. RAJA MANAMPANG<br />
RAJA NAPITUPULU mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. ULUBALANG RAJA (keturunannya bermarga NAPITUPULU)<br />2. RAJA BONA NI ONAN (keturunannya bermarga PARDEDE)<br />
ULUBALANG RAJA (yang keturunannya bermarga NAPITUPULU) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SALIM BABIAT<br />2. SI BEGU LAOS<br />
RAJA BONA NI ONAN (yang keturunannya bermarga PARDEDE) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TANDANG BUHIT<br />2. RAJA PAINDOAN<br />
4. 1. 3. 2. SI PAET TUA dan Marga-marga keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan SI PAET TUA melahirkan marga dan marga cabang :<br />1. HUTAHAEAN, HUTAJULU, ARUAN<br />2. SIBARANI, SIBUEA, SARUMPAET<br />3. PANGARIBUAN, HUTAPEA<br />
Menurut Sumber B, SI PAET TUA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. PANGULU PONGGOK<br />2. PARTANO<br />3. PARDUNGDANG<br />
PANGULU PONGGOK mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. HUTAHAEAN (keturunannya bermarga HUTAHAEAN)<br />2. OMPU RAJA ARUAN (keturunannya bermarga ARUAN)<br />3. HUTAJULU (keturunannya bermarga HUTAJULU)<br />
HUTAHAEAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PANGULU PONGGOK III<br />2. PANGULUTUMBA<br />
HUTAJULU mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA BONA NI AEK<br />2. NABARIBA SOLU<br />
PARTANO mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA SIBARANI (keturunannya bermarga SIBARANI)<br />2. SIBUEA (keturunannya bermarga SIBUEA)<br />
SIBUEA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. GURU SOITIHON<br />2. PANIHIL (keturunannya bermarga SARUMPAET)<br />
PARDUNGDANG mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU RAJA LAGUBOTI (keturunannya bermarga PANGARIBUAN)<br />2. HUTAPEA (keturunannya bermarga HUTAPEA)<br />
HUTAPEA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. OMPU RAJA OLOAN<br />2. BONA NI ONAN<br />3. TUMBA NAHAPAL<br />
4. 1. 3. 3. SI LAHI SABUNGAN dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan SI LAHI SABUNGAN melahirkan marga dan marga cabang :<br />1. SIHALOHO<br />2. SITUNGKIR, SIPANGKAR, SIPAYUNG<br />3. SIRUMASONDI, RUMASINGAP, DEPARI<br />4. SIDABUTAR<br />5. SIDABARIBA, SOLIA<br />6. SIDEBANG, BOLIALA<br />7. PINTUBATU, SIGIRO<br />8. TAMBUN (TAMBUNAN), DOLOKSARIBU, SINURAT, NAIBORHU, NADAPDAP, PANGARAJI, SUNGE, BARUARA, LUMBAN PEA, LUMBAN GAOL<br />
Menurut Sumber B, SI LAHI SABUNGAN mempunyai 8 putra, yaitu :<br />1. LOHORAJA (keturunannya bermarga SIHALOHO)<br />2. NUNGKIRRAJA (keturunannya bermarga SITUNGKIR)<br />3. SONDIRAJA (keturunannya bermarga SIRUMASONDI)<br />4. BUTARRAJA (keturunannya bermarga SIDABUTAR)<br />5. DABARIBARAJA (keturunannya bermarga SIDABARIBA)<br />6. DEBANGRAJA (keturunannya bermarga SIDEBANG)<br />7. BATURAJA (keturunannya bermarga PINTUBATU)<br />8. TAMBUNRAJA<br />
LOHORAJA (yang keturunannya bermarga SIHALOHO) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SIBORNO<br />2. SINAPURAN<br />3. TOLPING RAJA<br />Keturunan SIBORNO bermarga SIHALOHO, dan di kemudian hari juga melahirkan marga SEMBIRING KALOKO di daerah Karo.<br />Keturunan SINAPURAN juga bermarga SIHALOHO, dan di kemudian hari juga melahirkan marga DAPARIK.<br />Keturunan TOLPING RAJA bermarga SILALAHI.<br />
NUNGKIRRAJA (yang keturunannya bermarga SITUNGKIR) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. SIBAGASAN<br />2. SIPAKPAHAN<br />3. SIPANGKAR (keturunannya bermarga SIPANGKAR)<br />
SIBAGASAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SINUPANGKAR (keturunannya bermarga PANDIA)<br />2. SIPAYUNG (keturunannya bermarga SIPAYUNG)<br />
SONDIRAJA (yang keturunannya bermarga SIRUMASONDI) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RUMASONDI<br />2. RUMASINGGAP<br />3. RUMAMAHA<br />
RUMASONDI mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RUMABOLON<br />2. RUMABUNGABUNGA<br />3. RUMAPARMAHAN<br />
RUMAPARMAHAN mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. DOLOKSARIBU (keturunannya bermarga DOLOKSARIBU)<br />2. SINURAT (keturunannya bermarga SINURAT)<br />3. NADAPDAP (keturunannya bermarga NADAPDAP)<br />4. NAIBORHU (keturunannya bermarga NAIBORHU)<br />
BUTARRAJA (yang keturunannya bermarga SIDABUTAR) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RUMABOLON<br />2. RUMAHAMBUYAK (keturunannya bermarga KOMBARA)<br />3. RUMATUNGKUP<br />
DABARIBARAJA (yang keturunannya bermarga SIDABARIBA) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RUMATONGA<br />2. RUMABOLAK<br />3. RUMATORUAN (keturunannya bermarga SOLIA)<br />
DEBANGRAJA (yang keturunannya bermarga SIDEBANG) mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. SINABANG (keturunannya bermarga BOLIALA)<br />2. SIARI<br />3. SITAON<br />4. SISEDUNG<br />
BATURAJA (yang keturunannya bermarga PINTUBATU) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. HUTABALIAN<br />2. LUMBAN PEA<br />3. SIGIRO<br />
TAMBUN RAJA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TAMBUN SARIBU<br />2. TAMBUN MULIA<br />3. TAMBUN MARBUN<br />
TAMBUN MULIA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TAMBUN ULUAN (keturunannya bermarga TAMBUN)<br />2. TAMBUN HOLING (keturunannya bermarga TAMBUNAN)<br />
TAMBUN HOLING mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TUAN PANGARAJI<br />2. DATU TAMBUN TOBA (keturunannya bermarga LUMBAN PEA, BARUARA, dan LUMBAN GAOL)<br />3. RAJA UJUNG SUNGE (keturunannya bermarga SUNGE)<br />
4. 1. 3. 4. SI RAJA OLOAN dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan SI RAJA OLOAN melahirkan marga dan marga cabang berikut :<br />1. NAIBAHO, UJUNG, BINTANG, MANIK, ANGKAT, HUTADIRI, SINAMO, CAPA<br />2. SIHOTANG, HASUGIAN, MATANIARI, LINGGA, MANIK<br />3. BANGKARA<br />4. SINAMBELA, DAIRI<br />5. SIHITE, SILEANG<br />6. SIMANULLANG<br />
Menurut Sumber B, SI RAJA OLOAN mempunyai 6 putra, yaitu :<br />1. NAIBAHO (keturunannya bermarga NAIBAHO)<br />2. SIHOTANG (keturunannya bermarga SIHOTANG)<br />3. BAKKARA (keturunannya bermarga BAKKARA)<br />4. SINAMBELA (keturunannya bermarga SINAMBELA)<br />5. SIHITE (keturunannya bermarga SIHITE)<br />6. MANULLANG (keturunannya bermarga MANULLANG)<br />
NAIBAHO (yang keturunannya bermarga NAIBAHO) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PORHASJAPJAP<br />2. TOLPAKLADING<br />
PORHASJAPJAP mempunyai 5 putra, yaitu :<br />1. SIAHAAN<br />2. SITANGKARAEN<br />3. SIDAURUK<br />4. HUTAPARIK (keturunannya bermarga SITINDAON)<br />5. SIAGIAN<br />TOLPAKLADING mempunyai putra bernama RAJA BAHO, yang kemudian mempunyai 7 putra, yaitu :<br />1. UJUNG (keturunannya bermarga UJUNG, dan di kemudian hari juga melahirkan marga UJUNG RIMOBUNGA)<br />2. ANGKAT (keturunannya bermarga ANGKAT)<br />3. BINTANG (keturunannya bermarga BINTANG)<br />4. GAJADIRI (keturunannya bermarga KUDADIRI)<br />5. GAJAMANIK (keturunannya bermarga MANIK)<br />6. SINAMO (keturunannya bermarga SINAMO)<br />7. CAPA (keturunannya bermarga SAPA)<br />
SIHOTANG (yang keturunannya bermarga SIHOTANG) mempunyai 7 putra, yaitu :<br />1. TUAN PARDABUAN<br />2. SORGANIMUSU<br />3. SITORBANDOLOK<br />4. SIRANDOS<br />5. SIMARSOIT<br />6. RAJATUNGGAL<br />7. OMPU KAYA TUA<br />
TUAN PARDABUAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PARDABUAN URUK<br />2. DATU BUNGKUK<br />
PARDABUAN URUK mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUAN NAJOLO<br />2. OMPU BURSOK<br />
OMPU BURSOK mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. A. SAGAPULO (keturunannya bermarga MATANIARI)<br />2. RAJA JATIMA (keturunannya bermarga MANIK)<br />3. BARITA LAUT (keturunannya juga bermarga MANIK)<br />
SORGANIMUSU mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SONDI PATAR<br />2. PANG. BARINGIN<br />
SONDI PATAR mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU RAJA NAPEA<br />2. OMPU SANGAPAN<br />OMPU SANGAPAN mempunyai putra bernama PARBAJUBOSI, yang keturunannya bermarga SURBAKTI.<br />
SITORBANDOLOK mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU TOGA BAHAL<br />2. OMPU HURANDANBOSI<br />OMPU TOGA BAHAL mempunyai putra bernama PARRANTEBOSI, yang keturunannya bermarga LINGGA.<br />
Keturunan SIRANDOS bermarga SIRANDOS, dan di kemudian hari juga melahirkan marga HUTABANGUN di daerah Karo.<br />
SIMARSOIT mempunyai putra bernama RAJA PANDAPOTAN, yang kemudian mempunyai putra bernama PORTIBISINOMBA (keturunannya bermarga PARMENTIN).<br />
Keturunan RAJA TUNGGAL bermarga HASUGIAN, dan di kemudian hari juga melahirkan marga GINTING SUGIHEN di daerah Karo.<br />
Keturunan OMPU KAYA TUA juga bermarga HASUGIAN, dan di kemudian hari juga melahirkan marga-marga PAMAN dan MALIAM.<br />
BAKKARA (yang keturunannya bermarga BAKKARA) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. BAKKARA DOLOK<br />2. BAKKARA TONGA<br />3. BAKKARA TORUAN<br />
SINAMBELA (yang keturunannya bermarga SINAMBELA) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA PAREME<br />2. TUAN NABOLAS<br />3. BONA NI ONAN<br />BONA NI ONAN mempunyai putra bernama RAJA MANGHUNTAL alias RAJA SISINGAMANGARAJA I, pendiri dinasti Bakkara (yang raja terakhirnya adalah OMPU PULO BATU PATUAN BOSAR alias RAJA SISINGAMANGARAJA XII, salah seorang pahlawan nasional).<br />
SIHITE (yang keturunannya bermarga SIHITE) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. PANDE RAJA<br />2. SI GURU TOHUK<br />3. SI GURU LEANG<br />
MANULLANG (yang keturunannya bermarga MANULLANG) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. LUMBAN RI<br />2. RAJA PANGUHALAN<br />3. LUMBAN DALAM<br />
RAJA PANGUHALAN mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. JUARA TOBA<br />2. OMPU RAJA IJOLMA<br />3. OMPU DATU TALADIBABANA<br />4. BONA NI AEK<br />
4. 1. 3. 5. SI RAJA HUTALIMA dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan SI RAJA HUTALIMA menghasilkan marga dan marga cabang berikut :<br />1. MAHA<br />2. SAMBO<br />3. PARDOSI, SEMBIRING MELIALA<br />
Menurut Sumber B, SI RAJA HUTALIMA mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. MAHA (keturunannya bermarga MAHA)<br />2. SAMBO (keturunannya bermarga SAMBO)<br />3. PARDOSI (keturunannya bermarga PARDOSI)<br />
MAHA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. SEMBIRING MELIALA (keturunannya bermarga SEMBIRING MELIALA)<br />2. MAHABUNGA (keturunannya bermarga MAHABUNGA)<br />
PARDOSI mempunyai putra bernama SINDIANG, yang keturunannya bermarga MELIALA.<br />
Di kemudian hari, keturunan SI RAJA HUTALIMA ini juga melahirkan marga-marga BUKUM, TONGOS, dan SILANGIT.<br />
4. 1. 3. 6. SI RAJA SUMBA dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan SI RAJA SUMBA melahirkan marga dan marga cabang berikut :<br />1. SIMAMORA, RAMBE, PURBA, MANALU, DEBATARAJA, GIRSANG, TAMBAK, SIBORO<br />2. SIHOMBING, SILABAN, LUMBAN TORUAN, NABABAN, HUTASOIT, SITINDAON, BINJORI<br />
Menurut Sumber B, SI RAJA SUMBA mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TOGA SIMAMORA<br />2. TOGA SIHOMBING<br />
TOGA SIMAMORA mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. PURBA (keturunannya bermarga PURBA)<br />2. MANALU (keturunannya bermarga MANALU)<br />3. DEBATARAJA (keturunannya bermarga SIMAMORA)<br />4. SUMERHAM (keturunannya bermarga RAMBE, yang lalu melahirkan marga-marga cabang RAMBE PURBA, RAMBE MANALU, dan RAMBE DEBATARAJA)<br />
PURBA (yang keturunannya bermarga PURBA) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. PANTOMHOMBOL<br />2. PARHORBO<br />3. SIGULANGBATU<br />
PANTOMHOMBOL mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. TUAN DIDOLOK<br />2. PARGODUNG<br />3. BALIGERAJA<br />
PARHORBO mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. PARHODAHODA<br />2. MARSAHA OMAS<br />3. TUAN MANORSA<br />
SIGULANG BATU mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA DILANGIT<br />2. RAJA URSA<br />
RAJA DILANGIT mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TUAN PURBA (keturunannya bermarga TAMBAK, dan di kemudian hari juga melahirkan marga TARIGAN PURBA)<br />2. PARULTOP alias DATU PARULAS (keturunannya bermarga SIBORO alias CIBERO)<br />
Keturunan RAJA URSA bermarga GIRSANG.<br />MANALU (yang keturunannya bermarga MANALU) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. MANGARA ROBEAN<br />2. MANGARA DOLOK<br />
MANGARA ROBEAN mempunyai 5 putra, yaitu :<br />1. SORIMUNGGU<br />2. RUMAGORGA<br />3. SIGUKGUHI<br />4. RUMAHOLE<br />5. RUMAIJUK<br />
MANGARA DOLOK mempunyai 5 putra, yaitu :<br />1. PARUMA<br />2. PAREME<br />3. DATU NAPUNJUNG<br />4. DATU SOBORION<br />5. TUNGKOT MANODO<br />
DEBATARAJA (yang keturunannya bermarga GIRSANG) mempunyai putra bernama SUNGGU MARPASANG, yang kemudian mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. BABIAT NAINGOL (keturunannya bermarga SIBABIAT di daerah Tapanuli Selatan)<br />2. SAMPE TUA<br />3. RAJA MARBULANG<br />
TOGA SIHOMBING mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. BORSAK JUNGJUNGAN (keturunannya bermarga SILABAN)<br />2. BORSAK SIRUMONGGUR (keturunannya bermarga LUMBAN TORUAN, dan di kemudian hari melahirkan juga marga BINJORI)<br />3. BORSAK MANGATASI (keturunannya bermarga NABABAN)<br />4. BORSAK BIMBINAN (keturunannya bermarga HUTASOIT)<br />
4. 1. 3. 7. SI RAJA SOBU dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan SI RAJA SOBU melahirkan marga dan marga cabang berikut :<br />1. SITOMPUL<br />2. HASIBUAN, HUTABARAT, PANGGABEAN, HUTAGALUNG, HUTATORUAN, SIMORANGKIR, HUTAPEA, LUMBAN TOBING, MISMIS<br />
Menurut Sumber B, SI RAJA SOBU mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA SITOMPUL (keturunannya bermarga SITOMPUL)<br />2. RAJA HASIBUAN (keturunannya bermarga HASIBUAN)<br />
RAJA SITOMPUL (yang keturunannya bermarga SITOMPUL) mempunyai putra bernama RAJA TINANDANGAN, yang kemudian mempunyai putra bernama LINTANG NITAO. Selanjutnya, LINTANG NITAO ini mempunyai putra bernama OMPU HOBOL BATU, yang mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. RAJA IBANG SAHULU alias LUMBAN TORUAN<br />2. MARTANGGA BATU alias LUMBAN DOLOK<br />3. TUAN SABUT NABEGU alias SIRINGKIRON<br />4. TANDANG LINTONG alias SIBANGEBANGE<br />
RAJA HASIBUAN (yang keturunannya bermarga HASIBUAN) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA MANJALO<br />2. GURU MANGALOKSA<br />3. RAJA HATINGGIAN<br />
RAJA MANJALO mempunyai putra bernama HASIBUAN, yang keturunannya bermarga HASIBUAN di daerah Toba.<br />
GURU MANGALOKSA mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. HUTABARAT (keturunannya bermarga HUTABARAT)<br />2. PANGGABEAN (keturunannya bermarga PANGGABEAN)<br />3. HUTAGALUNG (keturunannya bermarga HUTAGALUNG)<br />4. HUTATORUAN (keturunannya bermarga HUTATORUAN)<br />
Lebih rincinya lagi menurut Sumber A, nama-nama keempat putra dari GURU MANGALOKSA ini adalah :<br />1. SI RAJA NABARAT<br />2. SI RAJA PANGGABEAN<br />3. SI RAJA HUTAGALUNG<br />4. RAJA HUTATORUAN<br />
HUTABARAT (yang keturunannya bermarga HUTABARAT) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA SOSUNGGULON<br />2. RAJA HALPOLTAKAN<br />3. RAJA HUTABARAT POHAN<br />
RAJA HUTABARAT POHAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA NATUMANDI alias PARBAJU<br />2. GURU HINOBAAN alias PARTALI<br />
PANGGABEAN (yang keturunannya bermarga PANGGABEAN) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. LUMBAN RATUS<br />2. SIMORANGKIR (keturunannya bermarga SIMORANGKIR)<br />3. LUMBAN SIAGIAN<br />
SIMORANGKIR (yang keturunannya bermarga SIMORANGKIR) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. OMPU TUMAMBOR<br />2. RAJA HOBOL<br />
HUTAGALUNG (yang keturunannya bermarga HUTAGALUNG) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RAJA MIRALOPAK<br />2. RAJA INAINA (keturunannya kemudian melahirkan marga-marga DASOPANG dan MATUNG di daerah Angkola)<br />HUTATORUAN mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. HUTAPEA (keturunannya bermarga HUTAPEA)<br />2. LUMBAN TOBING (keturunannya bermarga LUMBAN TOBING)<br />
HUTAPEA (yang keturunannya bermarga HUTAPEA) mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. RAJA SABUNGAN<br />2. RAJA UNOK<br />3. RAJA BOSI<br />
LUMBAN TOBING (yang keturunannya bermarga LUMBAN TOBING) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. LUMBAN JUJUR<br />2. SARIBU RAJA (keturunannya bermarga MISMIS alias PADANG LAWAS)<br />
RAJA HATINGGIAN mempunyai putra bernama HASIBUAN, yang keturunannya bermarga HASIBUAN di daerah Sipirok.<br />
4. 1. 3. 8. TOGA NAIPOSPOS dan Marga-marga Keturunannya<br />Menurut Sumber A, keturunan TOGA NAIPOSPOS kemudian melahirkan marga dan marga cabang berikut :<br />1. MARBUN, LUMBAN BATU, BANJARNAHOR, LUMBAN GAOL, MEHA MUNGKUR, SARAAN<br />2. SIBAGARIANG, HUTAURUK, SIMANUNGKALIT, SITUMEANG<br />
Menurut Sumber B, TOGA NAIPOSPOS mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. TOGA MARBUN<br />2. MARTUASAMBE alias TUAN SIPOHOLON<br />
TOGA MARBUN mempunyai 3 putra, yaitu :<br />1. LUMBAN BATU (keturunannya bermarga LUMBAN BATU)<br />2. BANJARNAHOR (keturunannya bermarga BANJARNAHOR)<br />3. LUMBAN GAOL (keturunannya bermarga LUMBAN GAOL)<br />LUMBAN BATU (yang keturunannya bermarga LUMBAN BATU) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. PATAMBOR BITIS<br />2. TUAN MARSANTI<br />
BANJARNAHOR (yang keturunannya bermarga BANJARNAHOR) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. GURDUNG MALELA<br />2. ATAS BARITA<br />
LUMBAN GAOL (yang keturunannya bermarga LUMBAN GAOL) mempunyai 2 putra, yaitu :<br />1. RONGGUR BARITA<br />2. TUAN JOLITA (keturunannya bermarga MEHA MUNGKUR, dan di kemudian hari juga melahirkan marga SARAAN)<br />
MARTUASAME alias TUAN SIPOHOLON mempunyai 4 putra, yaitu :<br />1. DONDA HOPOL (keturunannya bermarga SIBAGARIANG)<br />2. DONDA UJUNG (keturunannya bermarga HUTAURUK)<br />3. UJUNG TINUMPAK (keturunannya bermarga SIMANUNGKALIT, dan di kemudian hari juga melahirkan marga POSPOS dan NAIPOSPOS di daerah Mandailing)<br />4. JM. MANGARAJA (keturunannya bermarga SITUMEANG)<br />
BAB V<br />MARGA-MARGA YANG BERBEDA NAMUN BERNAMA SAMA<br />
Dalam perkembangan marga-marga Batak Toba (yang didasarkan pada genealogi SI RAJA BATAK), sering dijumpai marga-marga yang berbeda namun bernama sama. Hal ini bisa terjadi karena :<br />a. adanya orang-orang yang namanya sama sehingga keturunan mereka pun memakai nama marga yang sama.<br />b. adanya orang-orang yang namanya berbeda namun keturunan mereka kemudian memakai nama marga yang sama.<br />
Berikut ini marga-marga yang berbeda namun bernama sama tersebut. Masing-masing marga dicantumkan silsilahnya yang dimulai dari GURU TATEA BULAN atau RAJA ISOMBAON (menurut Sumber B). Nama terakhir dalam setiap silsilah (yang berwarna biru) adalah nama orang yang keturunannya kemudian memakai nama marga tersebut.<br />
5. 1. MANIK<br />Ada 6, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA SARUKSUK → INUM AEK SASUNGE<br />
b. GURU TATEA BULAN → MALAU RAJA (SILAU RAJA) → MANIK<br />
c. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → NAIBAHO → TOLPAKLADING → RAJA BAHO → GAJAMANIK<br />
d. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → SIHOTANG → TUAN PARDABUAN → PARDABUAN URUK → OMPU BURSOK → RAJA JATIMA<br />
e. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → SIHOTANG → TUAN PARDABUAN → PARDABUAN URUK → OMPU BURSOK → BARITA LAUT<br />
f. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIJULU → SIAMBATON (SULIRAJA) → MUNTE TUA → RAJA PANGURURAN → SIGALINGGING → OMPU SINALSAL → OMPU BADA<br />
5. 2. SIDAMANIK<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → TUAN SIDAMANIK<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA SARUKSUK → BEGU SOALOON<br />
5. 3. SIAGIAN<br />Ada 5, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TOGA SIREGAR → SIAGIAN<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → TUAN SITUMORANG → RAJA RINGO → SIAGIAN<br />
c. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIJAE → RAJA MANGARERAK (NARASAON) → RAJA MARDOPANG (RAJA SITORUS) → SIRAIT → SIAGIAN<br />
d. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBADIBANUA → SI BAGOT NI POHAN → TUAN DIBANGARNA → SIAGIAN<br />
e. RAJA ISOMBAON → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → NAIBAHO → PORHASJAPJAP → SIAGIAN<br />
5. 4. MUNTHE<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → PARAPAT → MUNTHE<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → MATONDANG → MUNTHE<br />
5. 5. SOLIN<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TUAN SITUMORANG → RAJA PANDE → SITANDANG → SOLIN<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TOGA PANDIANGAN → DATU RONGGUR → SARANG BANUA → PUNGUTEN SORI → SOLIN<br />
5. 6. HABEAHAN<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA HATORUSAN II → OMPU TUAN RAJADOLI → SARIBURAJA II → DATU POMPANG BALASARIBU → RIMBANG SAUDARA (DATU DALU) → SARIBURAJA III → HABEAHAN<br />
b. GURU TATEA BULAN → LIMBONG MULANA → LANGGAT LIMBONG → PAPAGA NALOMAK → TOGA HABEAHAN<br />
5. 7. BATUBARA<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TOGA NAINGGOLAN → SIRAJA BATU → BATUBARA<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA HATORUSAN II → OMPU TUAN RAJADOLI → SARIBURAJA II → DATU POMPANG BALASARIBU → RAJA DOHANG → DATU BARA<br />
5. 8. LUMBAN TORUAN<br />Ada 3, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TUAN SITUMORANG → RAJA RINGO → RAJA REA → MORHITE LOMBU<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA SUMBA → TOGA SIHOMBING → BORSAK SIRUMONGGUR<br />
c. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA SOBU → RAJA SITOMPUL → RAJA TINANDANGAN → LINTANG NITAO → OMPU HOBOL BATU → RAJA IBANG SAHUNU (LUMBAN TORUAN)<br />
5. 9. GURNING<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → MALAU RAJA (SILAU RAJA) → GURNING<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA GURNING<br />
5. 10. SINURAT<br />Ada 3, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA RAMBE → DATU HORBO → SINURAT<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI BAGOT NI POHAN → TUAN SOMANIMBIL → RAJA MARSUNDUNG → RAJA PASURATAN<br />
c. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI LAHI SABUNGAN → SONDIRAJA → RUMASONDI → RUMAPARMAHAN → SINURAT<br />
5. 11. LUMBAN GAOL<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI LAHI SABUNGAN → TAMBUN RAJA → TAMBUN MULIA → TAMBUN HOLING → DATU TAMBUN TOBA<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → NAIPOSPOS → TOGA MARBUN → LUMBAN GAOL<br />
5. 12. GIRSANG<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA TARIHORAN → GIRSANG ROBAROBA<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA SUMBA → TOGA SIMAMORA → PURBA → SIGULANG BATU → RAJA URSA<br />
5. 13. PARDOSI<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI BAGOT NI POHAN → TUAN DIBANGARNA → SIAGIAN → PAPAGA LOTE<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA HUTALIMA → PARDOSI<br />5. 14. PADANG<br />Ada 3, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TUAN SITUMORANG → RAJA PANDE → SITANDANG → BATU HARI<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → MATONDANG → PADANG<br />
c. GURU TATEA BULAN → LIMBONG MULANA → LANGGAT LIMBONG → PAPAGA NALOMAK → TOGA HABEAHAN → OMPU RAJA BUHIT<br />
5. 15. HUTAGAOL<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIJAE → RAJA MANGARERAK (NARASAON) → RAJA MANGATUR (TOGA MANURUNG) → MANURUNG → HUTAGAOL<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI BAGOT NI POHAN → TUAN SOMANIMBIL → TUAN MARUJI<br />
5. 16. HASUGIAN<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → SIHOTANG → RAJA TUNGGAL<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → SIHOTANG → OMPU KAYATUA<br />
5. 17. LUMBAN NAHOR<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TOGA NAINGGOLAN → SIRUMAHOMBAR → LUMBAN NAHOR<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TUAN SITUMORANG → LUMBAN NAHOR → LUMBAN NAHOR<br />
5. 18. LUMBAN PEA<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI LAHI SABUNGAN → BATURAJA → LUMBAN PEA<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI LAHI SABUNGAN → TAMBUN RAJA → TAMBUN MULIA → TAMBUN HOLING → DATU TAMBUN TOBA<br />
5. 19. HASIBUAN<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA SOBU → RAJA HASIBUAN → RAJA MANJALO → HASIBUAN<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA SOBU → RAJA HASIBUAN → RAJA HATINGGIAN → HASIBUAN<br />
5. 20. BINTANG<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA RAMBE → GURU TINANDANGAN → BINTANG<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → NAIBAHO → TOLPAKLADING → RAJA BAHO → BINTANG<br />
5. 21. BANCIN<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA RAMBE → DATU RONGGUR → TUANKU BOLANG<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIJULU → SIAMBATON (SULI RAJA) → SIMBOLON TUA → TUNGGUL SIBISA → NAHODA RAJA → TUMANGGOR → BANCIN<br />
5. 22. SIAHAAN<br />Ada 3, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIJAE → RAJA MANGARERAK (NARASAON) → RAJA MARDOPANG (RAJA SITORUS) → SIRAIT → SIAHAAN<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI BAGOT NI POHAN → TUAN SOMANIMBIL → SOMBA DEBATA<br />
c. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → NAIBAHO → PORHASJAPJAP → SIAHAAN<br />
5. 23. RAMBE<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA BORBOR → DATU TALADIBABANA → RAJA RAMBE<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA SUMBA → TOGA SIMAMORA → SUMERHAM<br />
5. 24. SIBABIAT<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA GALEMAN<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → RAJA SUMBA → TOGA SIMAMORA → DEBATARAJA → SUNGGU MARPASANG → BABIAT NAINGOL<br />
5. 25. HUTABALIAN<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TOGA NAINGGOLAN → SIRUMAHOMBAR → HUTABALIAN<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI LAHI SABUNGAN → BATURAJA → HUTABALIAN<br />
5. 26. PAMAN<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA GALEMAN → PAMAN<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA OLOAN → SIHOTANG → OMPU KAYA TUA → PAMAN<br />
5. 27. SIRINGORINGO<br />Ada 2, yaitu :<br />a. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TUAN SITUMORANG → RAJA RINGO → RAJA DAPOTON<br />
b. GURU TATEA BULAN → TUAN SARIBURAJA → RAJA LONTUNG → TUAN SITUMORANG → RAJA RINGO → RAJA REA → PAGAR BOSI<br />
5. 28 SIHALOHO<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI LAHI SABUNGAN → LOHORAJA → SIBORNO<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI LAHI SABUNGAN → LOHORAJA → SINAPURAN<br />
5. 29 HUTAPEA<br />Ada 2, yaitu :<br />a. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI PAET TUA → PARDUNGDANG → HUTAPEA<br />
b. RAJA ISOMBAON → TUAN SORIMANGARAJA → TUAN SORBA DIBANUA → SI RAJA SOBU → RAJA HASIBUAN → GURU MANGALOKSA → HUTATORUAN → HUTAPEA<br />
BAB VI<br />BEBERAPA ISTILAH YANG BERKAITAN DENGAN MARGA-MARGA BATAK TOBA<br />
6. 1. Marga, Marga Raja, Marga Boru, Tano Marga<br />6. 1. 1. Marga<br />Marga (marga) adalah nama persekutuan dari orang-orang bersaudara, sedarah, seketurunan menurut garis bapak, yang mempunyai tanah sebagai milik bersama di tanah asal atau tanah leluhur. Misalnya : Lambok Marbun. Lambok adalah nama kecil atau nama pribadi, sedangkan Marbun adalah nama warisan yang telah diterimanya sejak ia masih dalam kandungan ibunya, yaitu nama kesatuan atau persekutuan keluarga besar Marbun.<br />
Dasar pembentukan marga adalah keluarga, yaitu suami, istri, dan putra-putri yang merupakan kesatuan yang akrab, yang menikmati kehidupan bersama, yaitu kebahagiaan, kesukaran, pemilikan benda, serta pertanggungjawaban kelanjutan hidup keturunan. Untuk melestarikan ikatan keluarga dan kekeluargaan, diadakan ruhut (peraturan) sebagai berikut :<br />a. Ruhut papangan so jadi pusung<br />Yaitu peraturan makan bersama. Ruhut = peraturan, papangan = cara makan, so jadi pusung = tidak boleh makan sendiri. Berdasarkan ketentuan ini, maka pada setiap upacara adat yang disertai makan bersama, adalah suatu keharusan untuk mengundang dongan sabutuha atau dongan samarga (keluarga, kerabat, atau keluarga-keluarga semarga). Semua anggota dongan sabutuha harus mendapat jambar (bagian) secara resmi dari hidangan yang tersedia, terutama hidangan berupa juhut (daging). Banyaknya keluarga yang diundang atau luasnya undangan tergantung pada besar-kecilnya pesta atau upacara adat yang diselenggarakan. Dalam hal ini, berlaku sistem utusan yang disebut ontangan marsuhu-suhu, yaitu undangan utusan atau wakil dari keluarga-keluarga secara bertingkat, mulai dari Ompu dan seterusnya hingga tingkat marga dan cabang marga, menurut daftar tarombo (silsilah) marga yang bersangkutan. Undangan dan pembagian jambar diatur sedemikian rupa sehingga benar-benar mencakup seluruh keluarga dalam lingkungan marga. Sanksi terhadap pelanggaran hukum tersebut tersimpul dalam peribahasa yang mengatakan “Panghuling tos ni ate, papangan hasisirang.” Maksudnya, ucapan yang menyinggung perasaan dapat mengakibatkan rusaknya hubungan pergaulan; pelanggaran terhadap peraturan makan bersama dapat mengakibatkan putusnya hubungan kekeluargaan atau kemargaan.<br />b. Ruhut bongbong<br />Yaitu peraturan yang melarang perkawinan dalam satu marga. Bongbong = pagar atau penghalang yang tak boleh dilewati. Bagi masyarakat semarga, berlaku ketentuan “Si sada anak, si sada boru”. Maksudnya, mempunyai hak bersama atas putra dan putri. Pelanggaran terhadap hukum tersebut akan membawa risiko yang berat, bahkan dapat mengakibatkan lahirnya marga baru.<br />
Sehubungan dengan ketentuan-ketentuan di atas, maka dalam hidup persekutuan atau pergaulan semarga, telah digariskan sikap tingkah laku yang harus dianut, yang disebut dengan ungkapan “Manat mardongan tubu”. Maksudnya, haruslah berhati-hati serta teliti dalam kehidupan saudara semarga.<br />
Fungsi marga adalah sebagai landasan pokok dalam masyarakat Batak, mengenai seluruh jenis hubungan antara pribadi dengan pribadi, pribadi dengan golongan, golongan dengan golongan , dan lain-lain. Misalnya, dalam adat pergaulan sehari-hari, dalam adat parsabutuhaon, parhulahulaon, dan parboruon (hubungan kekerabatan dalam masyarakat Dalihan Natolu), adat hukum, milik, kesusilaan, pemerintahan, dan sebagainya.<br />
Tujuan marga adalah membina kekompakan dan solidaritas sesama anggota marga sebagai keturunan dari satu leluhur. Walau pun keturunan suatu leluhur pada suatu ketika mungkin akan terbagi atas marga-marga cabang, namun sebagai keluarga besar, marga-marga cabang tersebut akan selalu mengingat kesatuannya dalam marga pokoknya. Dengan adanya keutuhan marga, maka kehidupan sistem kekerabatan Dalihan Natolu akan tetap lestari.<br />
6. 1. 2. Marga Raja<br />Yaitu marga dari keturunan pendiri atau pembuka suatu huta (perkampungan). Pada umumnya di tanah Batak, marga raja merupakan mayoritas dalam setiap huta atau negeri. Marga raja adalah pemilik tanah. Hanya marga raja yang berhak dipilih menjadi raja huta atau pemimpin negeri. Raja huta berfungsi sebagai pemangku adat, penegak hukum dan keadilan, serta pemimpin rakyat menuju kesejahteraan bersama. Marga lain yang tidak termasuk dalam marga raja disebut marga boru.<br />
6. 1. 3. Marga Boru<br />Yaitu penduduk huta atau negeri dalam lingkungan tanah marga yang marganya tidak termasuk dalam marga raja. Orang-orang yang termasuk dalam marga boru tidak berhak menjadi pemilik tanah. Mereka hanya berhak mengusahakan tanah serta menikmati hasilnya selama mereka berdiam di tanah marga tersebut.<br />
6. 1. 4. Tano Marga (Tanah Marga)<br />Yaitu tanah sebagai hak warisan bersama suatu marga atau suatu keturunan na marsaompu (yaitu keturunan seorang leluhur dari suatu marga). Tano marga meliputi tanah yang dijadikan perkampungan (huta), sawah, ladang, kebun, hutan belukar, padang ilalang, rawa-rawa, sungai-sungai, bukit-bukit, dan laut di sekitarnya.<br />
Hukum adat mengatur bahwa seseorang atau sekelompok dari keturunan pemilik tano marga tidak berhak menjual tano marga, karena tano marga tersebut mengandung hajat hidup keturunan seterusnya dan merupakan patokan persekutuan genealogis. Tano marga adalah milik utama pemiliknya demi hajat hidup selanjutnya dari keturunan persekutuan genealogis tersebut yang terus berkembang.<br />
Anak-cucu atau keluarga yang berada di tempat lain di luar tano marga memiliki hak yang sama atas tanah tersebut. Mengenai hasil tanah, yang memetiknya hanyalah siapa di antara mereka yang mengusahakannya. Tano marga tidak boleh digeser dengan cara apa pun menjadi milik orang dari keturunan lain untuk dimiliki secara pribadi dengan mutlak. Demikian juga dalam keturunan pemilik tano marga itu sendiri, hal seperti itu tidak dibenarkan oleh hukum adat.<br />
Orang dari marga lain yang dianggap sebagai boru dan tinggal di lingkungan tano marga, atau yang datang ke kampung tersebut, hanya berhak mengusahakan atau mengerjakan sebidang tanah setelah mendapat ijin, tetapi tidak berhak memilikinya.<br />
6. 2. Marsumbang, Bongbong, Tompas Bongbong<br />6. 2. 1. Marsumbang<br />Yaitu perkawinan dengan melanggar hukum marga, dengan mengawini putri dari marganya sendiri (perkawinan endogami).<br />
6. 2. 2. Bongbong<br />Yaitu larangan perkawinan dalam satu marga. Artinya, harus kawin keluar marga (eksogam). Manompas bongbong adalah suatu tindakan pelanggaran terhadap aturan atau adat kemargaan yang terjadi saat seorang anggota dari suatu marga mengawini saudara/saudari semarganya.<br />Pelanggar bongbong harus dihukum ,yaitu dengan dikeluarkan dari masyarakat marganya dan tidak akan diterima pengaduannya. Pada zaman dahulu, hukumannya adalah dengan cara dibakar di hutan atau dibenamkan ke dasar sungai (situtungon tu api, sinongnongan tu aek).<br />
Maksud dan tujuan diadakannya bongbong adalah :<br />a. memelihara eksistensi dan keutuhan marga<br />b. memelihara kesatuan keturunan<br />
Bongbong disebut juga sumbang (subang). Arti sebenarnya dari bongbong adalah perintang, pagar penghalang.<br />
6. 2. 3. Tompas Bongbong<br />Yaitu tindakan membuka marga baru karena adanya keputusan tentang tidak berlakunya lagi larangan perkawinan dalam satu marga yang sebelumnya. Bongbong lama tak berlaku lagi, bongbong baru mulai berlaku dan harus dipatuhi. Akibat tompas bongbong tersebut, terhapuslah adat parsabutuhaon yang dulunya berlaku ketika masih satu marga, sehingga bolehlah kelompok-kelompok marga yang baru itu saling memberi boru (saling mengawini di antara mereka). Marga-marga baru itu adalah pecahan dari marga induk.<br />
Tompas bongbong harus berdasarkan hasil musyawarah adat, tidak dapat dipaksakan oleh keinginan seseorang. Jika ada orang kawin dengan putri semarganya, bukan berarti telah terjadi tompas bongbong. Hal itu masih dianggap sebagai pelanggaran adat yang harus dihukum. Menurut kebiasaan yang ada, tompas bongbong atau memulai marga yang baru dapat dilakukan sedikit-dikitnya setelah ada 7 sundut (generasi).Tompas bongbong kadang-kadang disebut juga tompas sumbang atau rompak tutur.<br />
Pertimbangan untuk mengadakan tompas bongbong antara lain :<br />1. Setelah terbukti semakin banyaknya terjadi pelanggaran bongbong.<br />2. Setelah adanya permohonan dari pihak-pihak pelanggar kepada raja-raja dan masyarakat adat yang disertai kesediaan memenuhi atau membayar adat untuk penetapan tompas bongbong.<br />
Contoh-contoh marga yang telah mengadakan tompas bongbong adalah :<br />1. Keturunan GURU MANGALOKSA marga HASIBUAN (SIOPAT PUSORAN) yang dengan keputusan musyawarah telah memulai marga-marga baru di antara keturunannya, yaitu HUTABARAT, PANGGABEAN, HUTAGALUNG, dan HUTATORUAN.<br />2. Keturunan marga HUTATORUAN HUTAPEA dengan HUTATORUAN LUMBAN TOBING menjadi HUTAPEA dan LUMBAN TOBING pada tahun 1895.<br />
6. 3. Huta, Lumban, Banjar<br />6. 3. 1. Huta<br />Yaitu kampung (perkampungan). Merupakan kesatuan teritorial tingkat terendah yang bersifat otonom dalam Kerajaan Batak pada zaman SI SINGAMANGARAJA, dengan susunan pemerintahan menurut hukum adat Batak.<br />
Penduduk huta terdiri dari keluarga-keluarga pendiri huta yang berasal dari satu marga yang disebut marga raja dan keluarga-keluarga bermarga lain yang kemudian datang atau kawin dengan putri marga raja tersebut. Huta mempunyai tanah sebagai hak milik bersama di sekeliling huta dengan batas-batas tertentu.<br />
Huta dipimpin oleh seorang raja huta yang merupakan primus inter pares, yaitu seorang yang dituakan dari antara sesama pendiri huta. Dalam memimpin kerajaannya, raja huta dibantu oleh para pangitua adat, namora (yang dituakan dari boru), datu, dan panglima.<br />
Ciri-ciri huta adalah :<br />1. Dikelilingi oleh tembok tanah yang dinamakan parik ni huta serta rumpun-rumpun bambu berduri yang ditanam rapat-rapat.<br />2. Di tempat yang dikelilingi oleh tembok tersebut, terdapat dua atau lebih deretan rumah. Di antara deretan rumah, ada halaman terbuka yang digunakan sebagai tempat mengadakan pesta-pesta atau acara adat lainnya. Berhadapan dengan setiap rumah, biasanya ada sopo godang (balai) atau sopo eme (lumbung padi).<br />3. Biasanya ada pohon beringin atau pohon hariara di dekat pintu gerbang huta. Di bawah pohon tersebut biasanya diadakan musyawarah huta.<br />
6. 3. 2. Lumban<br />Yaitu kuta (kampung). Bahasa Batak Toba asli untuk mengatakan kampung adalah lumban dan banjar. Istilah huta datang dari bahasa Sansekerta. Banyak kampung di tanah Batak dinamai dengan kata lumban, misalnya Lumban Hariara, Lumban Tobing, Lumban Ratus, Lumban Julu.<br />
6. 3. 3. Banjar<br />Yaitu kampung. Istilah lain untuk banjar adalah huta dan lumban. Jadi, Banjar Nahor artinya Kampung Nahor. Arti sebenarnya dari banjar adalah baris atau barisan. Sabanjar = sebaris.<br />
Dalam kaitan istilah banjar, huta, dan lumban, perlu diperhatikan nama-nama marga Batak yang diawali dengan kata-kata tersebut, yang semuanya berarti kampung. Misalnya marga BANJARNAHOR, LUMBAN TOBING, HUTAPEA, LUMBAN TORUAN, HUTAGALUNG, HUTAURUK, dan lain-lain.<br />
Pada umumnya, nama suatu marga diambil dari nama seorang leluhur. Tetapi dalam sejarah perkembangan marga-marga, terlihat bahwa banyak juga marga cabang yang namanya diawali dengan kata huta, lumban, atau banjar. Hal seperti itu terjadi karena adanya kemungkinan sebagai berikut :<br />1. Nama leluhur menjadi nama kampung. Misalnya, keluarga SI RAJA NAHOR (putra TOGA MARBUN) membentuk perkampuingan baru. Kemudian, orang-orang lain menyebut atau memanggil nama kelompok dalam perkampungan baru tersebut sebagai kelompok Nahor. Lama-kelamaan, perkampungan kelompok NAHOR tersebut menjadi besar serta memenuhi syarat untuk menjadi huta menurut adat, dan diberi nama Banjar Nahor. Beberapa generasi kemudian, keturunan SI RAJA NAHOR memulai marga baru dengan nama BANJAR NAHOR. Proses seperti ini mungkin terjadi juga pada marga lainnya.<br />2. Nama kampung menjadi nama marga. Misalnya marga LUMBAN PEA – TAMBUNAN. Menurut tulisan W. Hutagalung dalam bukunya “Tarombo Marga ni Suku Batak”, keturunan DATU GONTAM dari marga TAMBUNAN memulai marga baru dengan nama LUMBAN PEA sebagai kenangan sejarah kepada tempat kediaman mereka yang bernama Lumban Pea.<br />
6. 4. Mangain<br />Mangain berarti menerima orang yang bukan keturunan SI RAJA BATAK masuk ke masyarakat suku Batak, baik secara perorangan maupun secara berkelompok. Hal ini bisa terjadi sebagai berikut :<br />- Secara perorangan : seseorang memasukkan diri ke dalam salah satu partubu (kelompok keluarga dari satu marga), sehingga ia diterima dan memakai marga yang sama dengan partubu tersebut.<br />- Secara berkelompok : suatu kelompok memasukkan dirinya ke dalam salah satu marga yang dipilihnya. Contohnya (menurut buku “Tarombo Marga Ni Suku Batak” karangan W. Hutagalung), sebagian dari suku Melayu dari Tarusan di bawah pimpinan Sultan Ibrahim datang ke tengah-tengah marga PASARIBU di Barus dan diain (diterima) oleh marga tersebut, sehingga orang-orang Melayu itu kemudian bermarga PASARIBU.<br />- Secara berkelompok : suatu kelompok yang sebelumnya telah mempunyai nama, kemudian nama kelompok tersebut menjadi marga dari keturunannya. Contohnya marga-marga TAMBAK, BAUNI, PALIS, TRAHMANA, dan lain-lain, yang sejak awal pertumbuhan marga-marga Batak mengintegrasikan diri ke dalam masyarakat Batak.<br />
3 proses mangain di atas disebut paampithon diri (mengintegrasikan diri) ke dalam masyarakat Batak yang menganut adat dengan sistem kekerabatan Dalihan Natolu. Mangampit (paampithon diri) dan mangain dilaksanakan dengan upacara adat yang dihadiri oleh masyarakat Dalihan Natolu ditambah dengan utusan marga-marga lain yang ada.<br />
6. 5. Mangampu Anak, Mangampu Boru, Mangampu Hela<br />6. 5. 1. Mangampu Anak<br />Mangampu anak berarti menerima seorang anak yang bukan anak kandung menjadi anak yang sah menurut adat. Apabila anak yang diampu (diterima, diadopsi) tersebut adalah seorang yang tidak mempunyai marga, maka harus dipenuhi tatacara adat supaya menjadi resmi. Anak tersebut (terutama anak laki-laki) harus diadathon, artinya harus mengikuti upacara adat peresmian yang harus dihadiri oleh :<br />- Dongan sabutuha. Pengakuan, persetujuan, dan pengesahan merekalah yang menentukan bahwa anak yang diadopsi tersebut telah diterima menjadi teman semarga.<br />- Hula-hula. Pihak ini turut mengakui atau menyetujui bahwa putrinya (istri dari tuan rumah yang menerima anak) dianggap sebagai ibu kandung dari anak yang diadopsi tersebut.<br />- Boru. Untuk menjadi saksi dalam acara penerimaan anak tersebut.<br />- Raja (pemimpin kampung). Sebagai pihak keempat yang fungsinya berada di luar Dalihan Natolu, untuk memperkokoh pengesahan dan sekaligus sebagai saksi yang dapat bertindak secara lebih obyektif.<br />
6. 5. 2. Mangampu Boru<br />Mangampu boru berarti menerima seorang wanita yang tidak berasal dari suku Batak menjadi seorang wanita Batak secara adat. Misalnya, seorang pria bermarga MARBUN menikah dengan seorang wanita dari suku Sunda. Dia ingin agar istrinya menyandang salah satu marga dari suku Batak agar dapat diterima sepenuhnya dalam masyarakat Batak. Untuk itu, harus diikuti prosedur mangampu boru sebagai berikut :<br />- Pria bermarga MARBUN tersebut memilih salah satu marga yang diinginkannya untuk menjadi marga istrinya. Biasanya marga yang dipilih adalah marga dari pihak hula-hula, yaitu marga ibunya atau marga neneknya dari pihak ayah (marga ibu dari ayahnya).<br />- Misalkan marga pilihannya adalah marga MANALU. Keluarga MARBUN ini kemudian meminta persetujuan dari pihak keluarga MANALU.<br />- Apabila persetujuan itu telah diperoleh, maka pihak keluarga MANALU tersebut menjadi pihak yang mangampu.<br />- Keluarga MARBUN menyampaikan sulang-sulang (sajian makanan berupa nasi dan daging) kepada keluarga MANALU.<br />- Keluarga MANALU lalu menyatakan bahwa mereka menerima wanita Sunda tersebut menjadi wanita bermarga MANALU yang sah, dengan memberikan ulos (kain tenun tradisional Batak) kepadanya sebagai lambang pengakuan.<br />- Kemudian dilakukan upacara peresmian perkawinan menurut adat, yang sama halnya dengan mangadati (peresmian perkawinan bagi pasangan mempelai Batak yang telah berumahtangga namun belum memenuhi adat Batak, misalnya perkawinan yang hanya diberkati pengurus keagamaan saja atau yang terjadi secara kawin lari).<br />
6. 5. 3. Mangampu Hela<br />Mangampu hela berarti menerima hela (menantu pria) yang tak mempunyai marga menjadi putra suku Batak menurut adat. Hal seperti itu terjadi bila seorang wanita dari suku Batak menikah dengan seorang pria yang bukan dari suku Batak.<br />
Menurut kebiasaan orang Batak, adalah pantang (tidak boleh) menyebut atau memanggil nama menantu pria. Seorang mertua hanya boleh menyebut atau memanggil marga menantu prianya. Untuk mengatasi hal itu dan hal-hal lainnya seperti kekakuan dan kejanggalan dalam pergaulan akibat dari tidak adanya marga, ditempuh prosedur sebagai berikut :<br />- Pihak menantu pria melakukan pendekatan kepada pihak amangboru dari istrinya.<br />- Amangboru tersebut dapat bertindak sebagai ayah angkat dari sang menantu pria. Ia mengundang dongan sabutuha dan teman-teman semarga lainnya dalam suatu perjamuan adat.<br />- Dalam perjamuan adat tersebut, diutarakan maksud dan tujuan anak angkatnya untuk menjadi calon teman semarga mereka, dalam rangka hubungan kekerabatan dengan hula-hula yang memberi anak perempuan kepada anak angkat itu.<br />- Karena untuk mengadopsi seorang pria yang tak bermarga menurut adat diperlukan pemenuhan tata cara adat yang agak berat, maka biasanya pihak dongan sabutuha dari amangboru tersebut untuk sementara hanya dapat menerima anak angkat itu sebagai calon teman semarga. Status calon teman semarga ini sudah memadai, karena dengan demikian proses pengintegrasian ke dalam masyarakat Dalihan Natolu sudah dapat berjalan dengan baik sambil menunggu peresmian marga di kemudian hari.<br />
6. 6. Dongan Sapadan (Teman Seikrar, Teman Sejanji)<br />Dalam masyarakat Batak, sering terjadi ikrar antara satu marga dengan marga yang lain. Ikrar tersebut pada mulanya terjadi antara satu keluarga dengan keluarga lainnya atau antar satu kelompok keluarga dengan kelompok keluarga lainnya yang berbeda marga. Mereka berikrar akan memegang teguh janji tersebut serta memesankan kepada keturunannya masing-masing agar tetap diingat, dipatuhi, dan dilaksanakan dengan setia.<br />
Walau berlainan marga, tetapi dalam setiap ikrar pada umumnya ditetapkan ikatan, agar kedua belah pihak yang berikrar itu saling menganggap sebagai dongan sabutuha (teman semarga). Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap putra dan putri teman seikrar sebagai putra dan putrinya sendiri.<br />
Kadang-kadang, ikatan kekeluargaan karena ikrar (padan) lebih erat daripada ikatan kekeluargaan karena marga. Karena ada perumpamaan Batak mengatakan sebagai berikut :<br />“Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang; Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan.”<br />Artinya :<br />“Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput; Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji.”<br />
Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri. Marga-marga yang mengikat ikrar antara lain adalah :<br />- MARBUN dengan SIHOTANG<br />- PANJAITAN dengan MANULLANG<br />- TAMPUBOLON dengan SITOMPUL<br />- SITORUS dengan HUTAHAEAN, HUTAJULU, ARUAN<br />- NAHAMPUN dengan SITUMORANG<br />
BAB VII<br />CATATAN TAMBAHAN<br />
1. Menurut keterangan dari mama saya (boru Panjaitan), marga PANJAITAN selain mempunyai ikatan janji (padan) dengan marga SIMANULLANG, juga dengan marga-marga SINAMBELA dan SIBUEA.<br />
2. Menurut keterangan dari teman saya yang bernama Yan Laurens Tampubolon, ada 4 putra dari TAMPUBOLON, yaitu BARIMBING, SILAEN, serta si kembar LUMBAN ATAS dan SIBULELE. Nama-nama mereka kemudian menjadi nama-nama marga cabang dari marga TAMPUBOLON.<br />
3. Menurut yang pernah saya dengar, marga-marga yang merupakan keturunan TUAN DIBANGARNA (yaitu PANJAITAN, SILITONGA, SIANIPAR, dan SIAGIAN) pada awalnya tidak boleh saling kawin di antara mereka. Tapi di kemudian hari — saya tidak tahu persisnya kapan — ada perjanjian antara marga SIAGIAN dan marga PANJAITAN, bahwa antara mereka boleh saling kawin. Contohnya kedua orangtua dari mama saya. Kakek saya (bapak dari mama saya) bermarga Panjaitan (oleh karena itu mama saya boru Panjaitan), sedangkan istrinya, yaitu nenek saya (mama dari mama saya) bermarga Siagian.<br />
4. Marga SIMANJUNTAK terbagi atas 2 kelompok, yaitu HORBO JOLO (keturunan dari RAJA PASURATAN, yang kemudian bermarga SINURAT) dan HORBO PUDI (keturunan dari RAJA MARDAUP, RAJA SITOMBUK, dan RAJA HUTABULU). Hubungan antara kedua kelompok ini tidaklah harmonis alias bermusuhan selama bertahun-tahun, mungkin bahkan sampai sekarang.<br />
5. Marga LUMBAN TOBING sering disingkat TOBING.<br />
6. Marga SIMANULLANG sering disingkat MANULLANG.<br />
7. Marga SIBUATON sering disingkat BUATON.<br />8. Ada beberapa nama marga yang mirip satu dengan yang lainnya, baik sesama marga Batak Toba maupun antara marga Batak Toba dengan marga sub suku Batak lainnya. Jadi, jangan keliru, bedakanlah :<br />a. SIHOTANG, SITOHANG<br />b. MUNTHE, MUNTE<br />c. NAPITU, NAPITUPULU<br />d. SIADARI, SIDARI<br />e. TAMBUN, TAMBUNAN, TAMBUN SARIBU (namun menurut Sumber A, TAMBUN = TAMBUNAN)<br />f. PANDIANGAN, PANDIA<br />g. MANIK, SIDAMANIK<br />h. SIDABUTAR, BUTARBUTAR<br />i. SIPANGGANG, SITANGGANG<br />j. PURBA, PURBA SARIBU<br />k. MANALU (Batak Toba), RAMBE MANALU (Batak Toba), NALU (Batak Pakpak/Dairi), BOANG MANALU (Batak Pakpak/Dairi)<br />l. UJUNG, UJUNG RIMOBUNGA, UJUNG SARIBU<br />m. SIAGIAN, LUMBAN SIAGIAN<br />n. BOLIALA, MELIALA, SEMBIRING MELIALA<br />o. LAMBE, RAMBE<br />p. GORAT, HUTAGORAT<br />q. HUTABANGUN (Batak Karo), BANGUN (Batak Toba)<br />r. SARAGIH (Batak Simalungun), SARAGI (Batak Toba)<br />s. BASILAN, KASILAN<br />t. HABEAHAN, KABEAKAN<br />
9. Meski arti kata lumban, banjar, dan huta adalah sama (yaitu kampung), tetapi marga-marga berikut ini adalah marga-marga yang berbeda :<br />a. LUMBAN NAHOR, BANJAR NAHOR<br />b. LUMBAN GAOL, HUTAGAOL<br />c. LUMBAN PEA, HUTAPEA<br />d. LUMBAN TORUAN, HUTATORUAN<br />
10. Dalam tarombo (silsilah) marga ARITONANG milik keluarga dan kerabat saya, nama kedua putra dari OMPU SUNGGU bukanlah SUNGGU RAJA dan SORIMUNGU (sebagaimana menurut Sumber B), melainkan PATUAN DOLOK dan TUAN PANGIHURI.<br />
11. Entah kebetulan atau barangkali memang ada kaitannya, marga LIMBONG juga terdapat di suku Toraja.<br />
12. Marga SIREGAR juga terdapat di suku Batak Angkola (Mandailing). Yang terdapat di suku Batak Toba disebut “Siregar Utara”, sedangkan yang terdapat di suku Batak Angkola (Mandailing) disebut “Siregar Selatan”.<br />
13. Marga TANJUNG juga terdapat di suku Batak Angkola (Mandailing). Yang terdapat di suku Batak Toba disebut “Tanjung Utara”, sedangkan yang terdapat di suku Batak Angkola (Mandailing) disebut “Tanjung Selatan”.<br />
14. Marga PURBA juga terdapat di suku Batak Karo dan suku Batak Simalungun.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03446885344437954394noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2354467920893862251.post-84754473203540958182013-06-11T22:46:00.003-07:002013-06-11T22:46:33.172-07:00Aek Sipitu Dai<br />
<h2 style="color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; line-height: 27px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<a href="http://pungsin.wordpress.com/2011/01/10/mual-pansur-sipitu-dai-pancuran-tujuh-rasa/" rel="bookmark" style="border-bottom-color: rgb(117, 171, 234); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; color: #105cb6; text-decoration: none;" title="Mual Pansur Sipitu Dai (Pancuran Tujuh Rasa)">Mual Pansur Sipitu Dai (Pancuran Tujuh Rasa)</a></h2>
<div class="postinfo" style="clear: both; color: #999999; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 11px; line-height: 18px;">
<br /></div>
<div class="entry" style="color: #333333; font-family: Arial, Helvetica, Georgia, sans-serif; font-size: 12px; line-height: 18px; max-width: 475px; text-align: left; vertical-align: top;">
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Adalah satu air dengan tujuh buah pancuran yang masing-masing, pancuran mempunyai tujuh sumber mata air, yang masing-masing mengalir sehingga bergabung menjadi satu aliran dalam satu bak yang panjang, kemudian dari bak yang panjang itu dibuat pancuran yang tujuh itu menjadi tujuh macam pula seperti pada sumber mata airnya padahal telah bergabung dalam bak yang panjang.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Air ini disebut “PANSUR SIPITU DAI” (Pansur Tujuh Rasa), karena pancuran yang tujuh itu mempunyai tujuh macam rasa, ketujuh pancuran ini, dibagi menurut status masyarakat yang ada di Limbong yaitu :</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Pansuran ni dakdanak yaitu tempat mandi bayi yang masih belum ada giginya</li>
<li style="text-align: justify;">Pancuran ni sibaso yaitu tempat mandi para ibu yang telah tua, yaitu yang tidak melahirkan lagi</li>
<li style="text-align: justify;">Pansuran ni ina-ina yaitu tempat mandi para ibu yang masih dapat melahirkan</li>
<li style="text-align: justify;">Pansur ni namarbaju yaitu tempat mandi gadis-gadis</li>
<li style="text-align: justify;">Pansur ni pangulu yaitu tempat mandi para raja-raja</li>
<li style="text-align: justify;">Pansur ni doli yaitu tempat mandi para lelaki</li>
<li style="text-align: justify;">Pansur Hela yaitu tempat mandi para menantu laki-laki yaitu semua marga yang mengawini putri marga Limbong</li>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
<strong>KEANEHANNYA :</strong></div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Dari tujuh macam rasa yang dari pancuran itu tidak ada satupun seperti rasa air biasa</li>
<li style="text-align: justify;">tujuh macam rasa bersumber dari tujuh mata air telah bergabung dalam satu Labuan (Bak Panjang) tetapi anehnya rasa air yang tujuh macam itu, dapat terpisah kembali, sehingga rasa air yang mengalir melalui pancuran yang tujuh itu menjadi tujuh macam rasanya.</li>
<li style="text-align: justify;">selama bergabung dalam labuan (bak panjang), rasa lainnya hanya satu macam saja, walaupun sumbernya tujuh macam dan keluarnya tujuh macam</li>
<li style="text-align: justify;">apabila air ini diambil dan dibawa ke tempat jauh dan tidak direstui oleh penghuni alam yang ada di tempat itu, maka airnya akan menjadi tawar seperti air biasa.</li>
<li style="text-align: justify;">Mandi di pancuran ini, dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit.</li>
<li style="text-align: justify;">apabila ada orang jatuh saat mandi di Pancuran ini, kalau pada saat jatuh kepalanya ke arah hulu, maka ia akan jatuh sakit, tetapi kalau kepalanya ke arah hilir, maka ia akan meninggal dunia.</li>
<li style="text-align: justify;">di pancuran ini, orang dapat berdoa kepada Debata Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Mah Esa) memohon kesembuhan, memohon agar murah rejeki dan memohon bermacam keinginan lainnya, dan ternyata sudah banyak orang yang telah berhasil memperolehnya.</li>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
<strong>Bagian II</strong></div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Pancur Tujuh Rasa adalah melambangkan angka sakti atau bilangan sakti, karena bilangan tujuh itu adalah bilangan sakti dalam kehidupan ritual bagi suku Batak, dan juga melambangkan beberapa macam keadaan suku Batak.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Adapun berbagai macam keadaan yang dilambangkan Pancur Tujuh Rasa ini ialah :</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
1. Menurut ahli perbintangan Batak, bahwa dunia ini beserta isinya, di ciptakan oleh Debata Mula Jadi Nabolon (Tuhan Yang Maha Esa) dalam tujuh hari yaitu mulai dari artia hingga samirasa yaitu hari pertama hingga hari ke tujuh, menurut penanggalan Batak jumlah hari penciptaan yang tujuh inilah yang merupakan dasar untuk dikembangkan menjadi nama-nama hari yang tigapuluh untuk mengikuti peredaran bulan mengelilingi bumi selama satu bulan. Jumlah hari yang tujuh itu, sama dengan jumlah hari yang pergunakan kalender Internasional, yang lazim disebut dengan istilah seminggu, namun perbedaan antara kalender Internasional dengan kalender penanggalan Batak ialah : kalender Internasional berpedoman kepada siang, yakni berdasarkan peredaran matahari, yang dimulai dari tengah malam yaitu jam 0.00 sampai dengan yakni jam 0.00. Tetapi penanggalan Batak berpedoman kepada malam yang berdasarkan peredaran bulan yaitu dimulai dengan jam 18.00 (jam 6.00 menjelang malam) sampai dengan jam 18.00.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Adapun nama-nama hari yang tujuh itu, kemudian dikembangkan menjadi tiga puluh, mengikuti peredaran bulan dalam satu bulan, adalah sebagai berikut :</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
<strong>Artia</strong> (hari pertama, senin), <strong>suma</strong> (hari kedua selasa), <strong>anggara</strong> (hari ketiga rabu),<strong>muda</strong> (hari keempat kamis), <strong>boras pati</strong> (hari kelima Jumat), <strong>singkora</strong> (hari keenam sabtu), <strong>samisara</strong> (hari ketujuh minggu), artian ni aek, suma ni mangodap, anggara sampulu, muda ni mangodap, boraspati ni tangkop, singkora purnama, samisara purnama, tula, suma ni holom, anggara ni holom, nada ni holom, singkora mora turunan, samisara mora turunan, artian ni angga, suma ni mate, anggara ni begu, muda ni mate, boras pati na gok, singkora duduk, samisara bulan mate, hurung, ringkar.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Kalender Internasional menghitung hari 356 hari atau 12 bulan dalam setahun, tetapi penanggalan batak menghitung hanya 355 hari atau 12 bulan namun sekali 3 (tiga) tahun, ada bulan ke-13 yang disebut bulan lamadu.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Dalam kehidupan suku Batak ada ahli perbintangan yang namanya disebut “Datu Siboto Ari”. Datu Siboto Ari ini dapat mengetahui dan menentukan, hari yang baik, hari yang sial, hari yang naas, hari yang subur dan hari-hari lainnya. <strong>Datu Siboto Ari</strong> (ahli perbintangan Orang Batak) yang dapat mengetahui dan menentukan mana hari baik dan mana hari sial, bukanlah ilmu ramal-meramal tetapi sesuai dengan ilmu pengetahuan yang mereka kuasai maka mereka dapat membaca dan mengartikan situasi yang akan terjadi pada saat-saat tertentu, atau hari-hari tertentu sesuai dengan pengaruh dan hubungan letak dan posisi bulan pada garis edarnya dan akibatnya terhadap manusia.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Jadi jelaslah bahwa ilmu perbintangan Batak itu bukanlah ilmu ramal meramal, melainkan adalah ilmu pengetahuan alam atau ilmu hukum alam. Menurut ilmu perbintangan batak bahwa manusia itu sangat erat kaintannya dengan alam semensta, sehingga letak dan posisi bulan pada garis edarnya, ini sangat berpengaruh dan mempunyai akibat tertentu, terhadap kehidupan manusia maka oleh karena itu untuk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu, harus dipilih hari yang baik. Para Datu Siboto Ari (Ahli Perbintangan Batak), pada umumnya mereka menuliskan ilmu pengetahuan perbintangan itu pada sepotong bambu yang disebut “Bulu Parhalaan”.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Didalam bulu parhalaan ini dituliskan daftar hari baik dan hari sial serta hari-hari lainnya, sesuai dengan pengaruh dan akibat letak posisi bulan pada garis edarnya terhadap manusia yang berhubungan dengan bentuk pekerjaan yang akan dikerjakan dan juga disesuaikan dengan tingkatan status orang yang akan mengerjakan pekerjaan itu. Hanya sayang Bulu parhalaan itu, sangat sederhana sekali, jadi masih memerlukan usaha kita sekarang untuk menyempurnakannya, sehingga menjadi ilmu yang sangat bermanfaat luas dalam kehidupan manusia.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
2. <strong>Pansur Sipitu Dai</strong> (Pancur Tujuh Rasa) juga melambangkan bahwa penguasa Alam Semesta, bersemayam pada tingkatan langit yang Ketujuh, dan pada lapisan awan yang ketujuh. Hal ini dapat kita lihat dalam Tonggo-tonggo si Raja Batak (Doa Siraja Batak) sewaktu si Raja Batak mengadakan upacara persembahan menyembah Debata Mulajadi Na Bolon di Puncak Dolok Pusuk Buhit, dengan Tonggo-tonggo (Doa sebagai berikut) :<br />“Hutonggo hupio hupangalu alui ma hamu ompung, Debata Mula Jadi Nabolon, dohot tamu ompung Debata Natolu, natolu suhu natolu harajaon, namanggomgomi langit dohot tano, dohot jolma manisia”. (Aku berdoa, menyebutkan dan berseru padamu Tuhan, Tuhan Yang Maha Kuasa, Tuhan dengan Tiga nama Tuhan dengan kekuasaan, tiga kerajaan, yang menguasai langit bumi serta segenap isinya).</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Mula ni dungdang mula ni sahala, Siutung-untung nabolon, silaeng laeng mandi, Siraja inda-inda, siraja indapati. (Awal dari “dungdang” awal dari kharisma, Siuntung-untung na bolon, burung layang-layang, Siraja inda-inda, Siraja idapati).</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Napajungjung pinggan, dihos ni mataniari, Nahinsa-hinsa suruon, nagirgir mangalapi, nasintak sumunde-sunde, nauja manotari, siboto unung-unung, nauja manangi-nangi. (Yang menjingjing piring di tengah teriknya matahari, yang gampang disuruh, dan mudah jemput, yang maha tau apa yang dibicarakan, serta yang peka).</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Napabuka-buka pintu, napadung-dang dungdang ari, napasorop-sorop ombun, di gorjok-gorjok ni ari, parambe-rambe nasumurung, sitapi manjalahi, napatorus-torus somba, tu ompunta Mulajadi. (Yang membuka pintu, yang menentukan hari, yang meneduhkan hari, diatas teriknya panas mata hari, menenangkan yang panas hati, dan menunjukkan jalan yang baik, yang meneruskan doa kepada Tuhan).</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Tuat ma hamu ompung, sian ginjang ni ginjangan, sian langit ni langitan, sian toding banua ginjang, sian langit na pitu tingka, sianombun na pitu lampis, sian bintang na marjombut, tu lape-lape bulu duri, sian mual situdu langit, tu gala-gala napul-pulan, hariara sangka mandeha, baringin tumbur jati, disi do partungkoan ni ompunta Mulajadi. (Datanglah Engkau ya Tuhan, dari tempat yang Maha Tinggi dari atas langit, serta alam semesta. Dari langit yang ketujuh dan dari awan yang ketujuh lapis, “sian bintang najorbut, tu lape-lape bulu duri”. Dari mata air menuju langit, tu gala-gala napulpulan. Hariara sangka mendeha, baringin tumbur jati, disitulah bersemayam, Allah Bapak maha Pencipta langit dan bumi).</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Jadi dalam tonggo-tonggo ini, jelas kita mengetahui bahwa Allah Pencipta alam, bersemayam di langit yang ke tujuh.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
3. <strong>Pansur si Pitu Dai</strong> (Pancuran tujuh rasa), juga melambangkan bahwa ramuan obat-obatan tradisionil Batak, banyak yang harus bersyarat tujuh misalnya : harus tujuh macam, harus tujuh kali, harus tujuh buah, harus tujuh lembar, atau harus tujuh potong.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
4. <strong>Pansur sipitu Dai </strong>(Pancur tujuh rasa), juga melambangkan tata tertib acara margondang (acara Gendang Batak). Pada acara margondang, acara harus dimulai dengan Gondang si Pitu Ombas (tujuh buah irama lagu Gendang dimainkan secara non stop tanpa di ikuti dengan tarian). Setelah gendang sipitu Ombas selesai, maka dimulailah acara menari, tetapi acara ini, harus dimulai dengan “Pitu Hali Mangaliat” (Arak-arakan tujuh kali keliling lapangan menari) dan untuk menutupi acara margondang ini, harus dimulai dengan acara Pitu hali mangaliat.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
5. <strong>Pansur Sipitu Dai </strong>(Pancuran tujuh rasa) juga melambangkan “partuturan” (panggilan) dalam stuktur atau susunan Tarombo (silsilah) karena hanya tujuh Generasi yang mempunyai Pertutuan (panggilan) dalam satu garis keturunan yaitu :</div>
<ol>
<li style="text-align: justify;">Ompu : Nenek moyang yaitu semua genarasi mulai dari tiga generasi diatas kita.</li>
<li style="text-align: justify;">Ompung : Kakek, yaitu orang yang dua generasi diatas kita</li>
<li style="text-align: justify;">Amang : Ayah, yaitu yang satu generasi diatas kita</li>
<li style="text-align: justify;">Haha Anggi : Abang Adik yaitu orang yang segenerasi dengan kita</li>
<li style="text-align: justify;">Anak : Anak yaitu orang yang saatu generasi di bawah kita</li>
<li style="text-align: justify;">Pahompu : Cucu, yaitu orang yang dua generasi di bawah kita.</li>
<li style="text-align: justify;">Nini : Cicit yitu orang yang mulai tiga generasi di bawah kita.</li>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
6. <strong>Pansur Sipitu Dai</strong> (Pancur Tujuh rasa0 juga melambangkan bahwa dari sepuluh orang keturunan Guru Tatea Bulan, hanya tujuh orang yang mempunyai keturunan langsung, karena tiga orang dari mereka menjadi orang sakti :.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px;">
Adapun orang yang menjadi sakti ialah :</div>
<ol>
<li>Raja Uti Sakti dan tinggal di udara, di darat dan di laut.</li>
<li>Boru Biding laut (boru Tunghau), sakti dan tinggal di hutan atau darat</li>
<li>Nan tinjo Sakti dan tinggal di Danau Toba atau laut.</li>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Adapun yang mempunyai keturunan langsung sebanyak tujuh orang yaitu :</div>
<ol>
<li>Saribu Raja</li>
<li>Limbong Mulana</li>
<li>Sagala Raja</li>
<li>Silau Raja</li>
<li>Boru Pareme</li>
<li>Bunga Haomasan</li>
<li>Anting Haomasan</li>
</ol>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Nama yang tujuh ini di gabung menjadi satu ikatan yang dinamakan “Sipitu Tali’ (tujuh satu ikatan), dan nama yang tujuh ini jugalah yang menjadi pedoman untuk pembagian negeri limbong menjadi Pitu Turpuk (tujuh daerah perkampungan), kemudian sipitu tali atau sipitu turpuk ini juga yang menjadi dasar tata pelaksanaan hukum adat di negeri limbong, baik secara pribadi, maupun secara kelompok.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Pemerintahan Limbong dilaksanakan oleh kumpulan dari utusan dari tiap kelompok atau turpuk, yang disebut dengan nama Raja Bius (Raja Wilayah) atau dengan istilah Raja Ni Sipitu Tali. Demikian juga dalam acara kebudayaan ritual, misalnya mengadakan pesta Horbo Bius atau horbo lae-lae, maka raja Bius atau raja ni Sipitu tali inilah yang paling banyak berperan dengan raja-raja yang lain yaitu :</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px;">
‘Jonggi Manaor” dari turpuk Sidauruk<br />“Raja Sori” dari turpuk Borsak Nilaingan<br />“Raja Paradum” dari turpuk Nasiapulu<br />“Manontang Laut” dari turpuk Sihole<br />“Raja Paor” dari turpuk habeahan</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Bersamaan dengan itu, lahirlah Sisingamangaraja dari marga Sinambela dan juga Palti Raja dari marga Sinaga. Kesaktian Jonggi Manaor ialah Batara Guru Doli bertempat tinggal di Limbong. Kesaktian Sisingamangaraja ialah dari Bala Sori bertempat tinggal di Bakkara, dan kesaktian Palti Raja ialah Bane Bulan bertempat tinggal di Palipi.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Jonggi Manaor beserta dan Raja Sori, Raja Paradum, Manontang Laut dan Raja Paor, mereka inilah pelaksana utama dalam upacara “Hoda Somba” yaitu upacara persembahan, mempersembahkan kuda kepada Debata Mulajadi Na Bolon (Tuhan Yang Maha Esa). Kuda ini dipersembahkan melalui perantaraan Raja Uti, “Raja Hatorusan natorus marpangidoan tu Debata” (yang biasa atau yang bisa langsung bermohon kepada Tuhan Yang Maha Esa). Upacara Hoda Somba ini diadakan terutama kalau terjadi kemarau panjang di seluruh wilayah Samosir.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Maka Hoda Somba (Kuda Persembahan) disediakan oleh keturunan Lontung dari Samosir, kemudian kuda ini diantarkan ke Limbong yang Upacara penyerahan ini dipimpin oleh marga Situmorang, kemudian di Limbong diadakan upacara memohon turunnya hujan mereka pergi ke Simanggurguri dengan membawa seperangkat Gendang di Simanggurguri Jonggi Manaor Martonggo (berdoa) memohon turunnya Hujan, dan pada saat itu juga pasti datang hujan sehingga semua peserta upacara itu harus basah kuyup di Limbong di Guyur air Hujan.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Hoda Somba (Kuda Persembahan) ini dipotong kemudian dikuliti, semua dagingnya dibagi dan dimakan menurut tata cara hak (Parjambaron)menurut status dan kelompok masing-masing kepada semua peserta upacara. Hoda Somba (Kuda Persembahan).</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Kemudian kulit Kuda itu, diantarkan kepada Raja Uti di Barus dan yang mengatarkannya ialah Jonggi Manaor, Raja Sori, Raja Paradum, Manontang Laut dan Raja Paon, mereka berjalan kaki dari negeri Limbong melewati Hutan belantara menuju Barus.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Tetapi … setelah mereka berjumpa dengan Raja Uti di Barus, kulit Kuda yang mereka bawa dari Limbong itu menjelma menjadi Kuda yang hidup sebagaimana Kuda itu sebelum dipotong.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Pansur Sipitu Dai (Pancuran tujuh rasa) ini juga mempunyai kisah tersendiri dari si Boru Pareme, karena di Pansur Sipitu dai inilah si Raja Lontung bertemu dengan si Boru Pareme, yang kemudian mereka kawin. Hingga sekarang, apabila ada orang yang kesurupan si Boru Pareme, maka orang itu selalu meminta manortor (Menari) di Pansur Sipitu Dai. Siboru Pareme dengan Raja Lontung mempunyai 7 (tujuh) keturunan yaitu : Sinaga, Situmorang, Pandiangan, Nainggolan, Simatupang, Aritonang, Siregar.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Dari anak Lontung yang tujuh orang ini, anak yang paling bungsu yaitu Marga “Siregar”, adalah menantu kesayangan bagi marga Limbong. Hal itu dapat dibuktikan kalau pansur Ni Hela salah satu Pancuran dari yang tujuh yang di khususkan untuk tempat mandi semua menantu (yang mengawani putri Limbong), kalau pansur Hela ini russak, maka hanya marga Siregarlah yang berkewajiban dan berhak untuk memperbaiki Pancuran itu.</div>
<div style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 10px; text-align: justify;">
Demikianlah Kisah Pitu Halongangan Opat Batu Tolu Aek, (Tujuh keajaiban Empat Batu Tiga Air), yang terletak di Kaki Dolok Pusut Buhit Kecamatan Sianjur Mula-mula, semoga bukti-bukti sejarah yang masih mempunyai keanehan ini, dapat dilestarikan dan dikembangkan oleh generasi penerus Bangsa Indonesia karena kebudayaan yang ada di Sianjur Mula-mula adalah milik seluruh BANGSA INDONESIA HORAS</div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03446885344437954394noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2354467920893862251.post-16291892614485245912013-06-11T22:40:00.001-07:002013-06-11T22:40:32.725-07:00<span class="Apple-style-span" style="color: #747474; font-family: arial; font-size: 12px; line-height: 20px;"></span><br />
<div class="blog_head blog_inner">
<h4 style="color: #555555; font-family: 'open sans'; font-size: 18px; font-style: normal; font-weight: 600; line-height: 20px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; text-rendering: optimizelegibility; text-transform: none !important;">
Asal Usul Danau Toba</h4>
<div class="meta" style="margin-bottom: 5px; padding-bottom: 10px; padding-top: 0px; text-transform: uppercase;">
<span style="color: #b7b7b7; font-size: 10px; line-height: 11px !important; margin-bottom: 0px;"><a href="http://dongeng.org/tag/asal-usul" rel="tag" style="color: #b7b7b7; text-decoration: none;">ASAL USUL</a>, <a href="http://dongeng.org/tag/cerita-anak" rel="tag" style="color: #b7b7b7; text-decoration: none;">CERITA ANAK</a>, <a href="http://dongeng.org/tag/danau-telaga" rel="tag" style="color: #b7b7b7; text-decoration: none;">DANAU TELAGA</a>, <a href="http://dongeng.org/tag/legenda" rel="tag" style="color: #b7b7b7; text-decoration: none;">LEGENDA</a>, <a href="http://dongeng.org/tag/sumatera-utara" rel="tag" style="color: #b7b7b7; text-decoration: none;">SUMATERA UTARA</a></span><span class="last_item" style="color: #b7b7b7; font-size: 10px; line-height: 11px !important; margin-bottom: 0px;"><a href="http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/asal-usul-danau-toba.html#comments" style="color: #b7b7b7; text-decoration: none;">129</a></span></div>
</div>
<div class="wp-caption alignleft" id="attachment_62" style="float: left; margin-bottom: 20px; margin-right: 20px; width: 160px;">
<img alt="danau toba" class="size-thumbnail wp-image-62" height="150" src="http://dongeng.org/wp-content/uploads/2009/04/1130028-danau-toba-0-150x150.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; height: auto; max-width: 100%; vertical-align: middle;" title="danau toba" width="150" /><div class="wp-caption-text" style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
danau toba</div>
</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Pada zaman dahulu di suatu desa di Sumatera Utara hiduplah seorang petani bernama Toba yang menyendiri di sebuah lembah yang landai dan subur. Petani itu mengerjakan lahan pertaniannya untuk keperluan hidupnya.<span id="more-61"></span></div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Selain mengerjakan ladangnya, kadang-kadang lelaki itu pergi memancing ke <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/cerita-rakyat/nusantara/asal-usul-kota-banjarmasin.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">sungai</a> yang berada tak jauh dari rumahnya. Setiap kali dia memancing, mudah saja <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/cerita-rakyat/nabang-si-penunggang-paus.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">ikan</a> didapatnya karena di sungai yang jernih itu memang banyak sekali ikan. Ikan hasil pancingannya dia masak untuk dimakan.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Pada suatu sore, setelah pulang dari ladang lelaki itu langsung pergi ke sungai untuk memancing. Tetapi sudah cukup lama ia memancing tak seekor iakan pun didapatnya. Kejadian yang seperti itu,tidak pernah dialami sebelumnya. Sebab biasanya ikan di sungai itu mudah saja dia pancing. Karena sudah terlalu lama tak ada yang memakan umpan pancingnya, dia jadi kesal dan memutuskan untuk berhenti saja memancing. Tetapi ketika dia hendak menarik pancingnya, tiba-tiba pancing itu disambar ikan yang langsung menarik pancing itu jauh ketengah sungai. Hatinya yang tadi sudah kesal berubah menjadi gembira, Karena dia tahu bahwa ikan yang menyambar pancingnya itu adalah ikan yang besar.</div>
<div style="float: right; margin-bottom: 10px; margin-left: 5px; margin-top: 10px; padding-bottom: 10px; padding-top: 10px;">
<ins style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; display: inline-table; height: 250px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 300px;"><ins id="aswift_0_anchor" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; display: block; height: 250px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 300px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" id="aswift_0" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_0" scrolling="no" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none !important; border-color: initial !important; border-color: initial !important; border-left-style: none !important; border-right-style: none !important; border-top-style: none !important; border-width: initial !important; border-width: initial !important; left: 0px; padding-bottom: 0px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: absolute; top: 0px;" vspace="0" width="300"></iframe></ins></ins></div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Setelah beberapa lama dia biarkan pancingnya ditarik ke sana kemari, barulah pancing itu disentakkannya, dan tampaklah seekor ikan besar tergantung dan menggelepar-gelepar di ujung tali pancingnya. Dengan cepat ikan itu ditariknya ke darat supaya tidak lepas. Sambil tersenyum gembira mata pancingnya dia lepas dari mulut ikan itu. Pada saat dia sedang melepaskan mata pancing itu, ikan tersebut memandangnya dengan penuh arti. Kemudian, setelah ikan itu diletakkannya ke satu tempat dia pun masuk ke dalam sungai untuk mandi. Perasaannya gembira sekali karena belum pernah dia mendapat ikan sebesar itu. Dia tersenyum sambil membayangkan betapa enaknya nanti daging ikan itu kalau sudah dipanggang. Ketika meninggalkan sungai untuk pulang kerumahnya hari sudah mulai senja.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Setibanya di rumah, lelaki itu langsung membawa ikan besar hasil pancingannya itu ke dapur. Ketika dia hendak menyalakan api untuk memanggang ikan itu, ternyata kayu bakar di dapur rumahnya sudah habis. Dia segera keluar untuk mengambil kayu bakar dari bawah kolong rumahnya. Kemudian, sambil membawa beberapa potong kayu bakar dia naik kembali ke atas rumah dan langsung menuju dapur.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Pada saat lelaki itu tiba di dapur, dia terkejut sekali karena ikan besar itu sudah tidak ada lagi. Tetapi di tempat ikan itu tadi diletakkan tampak terhampar beberapa keping uang emas. Karena terkejut dan heran mengalami keadaan yang aneh itu, dia meninggalkan dapur dan masuk kekamar.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Ketika lelaki itu membuka pintu kamar, tiba-tiba darahnya tersirap karena didalam kamar itu berdiri seorang perempuan dengan rambut yang panjang terurai. Perempuan itu sedang menyisir rambutnya sambil berdiri menghadap cermin yang tergantung pada dinding kamar. Sesaat kemudian perempuan itu tiba-tiba membalikkan badannya dan memandang lelaki itu yang tegak kebingungan di mulut pintu kamar. Lelaki itu menjadi sangat terpesona karena wajah perempuan yang berdiri dihadapannya luar biasa cantiknya. Dia belum pernah melihat wanita secantik itu meskipun dahulu dia sudah jauh mengembara ke berbagai negeri.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Karena hari sudah malam, perempuan itu minta agar lampu dinyalakan. Setelah lelaki itu menyalakan lampu, dia diajak perempuan itu menemaninya kedapur karena dia hendak memasak nasi untuk mereka. Sambil menunggu nasi masak, diceritakan oleh perempuan itu bahwa dia adalah penjelmaan dari ikan besar yang tadi didapat lelaki itu ketika memancing di sungai. Kemudian dijelaskannya pula bahwa beberapa keping uang emas yang terletak di dapur itu adalah penjelmaan sisiknya. Setelah beberapa minggu perempuan itu menyatakan bersedia menerima lamarannya dengan syarat lelaki itu harus bersumpah bahwa seumur hidupnya dia tidak akan pernah mengungkit <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/cerita-rakyat/tiongkok/asal-mula-cheng-beng.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">asal usul</a> istrinya myang menjelma dari ikan. Setelah lelaki itu bersumpah demikian, kawinlah mereka.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Setahun kemudian, mereka dikaruniai seorang <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/dongeng/rumah-baru-untuk-riri.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">anak</a> laki-laki yang mereka beri nama Samosir. Anak itu sngat dimanjakan ibunya yang mengakibatkan anak itu bertabiat kurang <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/dongeng/istana-bunga.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">baik</a> dan <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/dongeng/hikayat-bunga-kemuning.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">pemalas</a>.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Setelah cukup besar, anak itu disuruh ibunya mengantar nasi setiap hari untuk ayahnya yang bekerja di ladang. Namun, sering dia menolak mengerjakan tugas itu sehingga terpaksa ibunya yang mengantarkan nasi ke ladang.</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Suatu hari, anak itu disuruh ibunya lagi mengantarkan nasi ke ladang untuk ayahnya. Mulanya dia menolak. Akan tetapi, karena terus dipaksa ibunya, dengan kesl pergilah ia mengantarkan nasi itu. Di tengah jalan, sebagian besar nasi dan lauk pauknya dia makan. Setibanya diladang, sisa nasi itu yang hanya tinggal sedikit dia berikan kepada ayahnya. Saat menerimanya, si ayah sudah merasa sangat lapar karena nasinya terlambat sekali diantarkan. Oleh karena itu, maka si ayah jadi sangat marah ketika melihat nasi yang diberikan kepadanya adalah sisa-sisa. Amarahnya makin bertambah ketika anaknya mengaku bahwa dia yang memakan sebagian besar dari nasinya itu. Kesabaran si ayah jadi hilang dan dia pukul anaknya sambil mengatakan: “Anak kurang ajar. Tidak tahu diuntung. Betul-betul kau anak keturunan perempuan yang berasal dari ikan!”</div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Sambil menangis, anak itu berlari pulang menemui ibunya di rumah. Kepada ibunya dia mengadukan bahwa dia dipukuli ayahnya. Semua kata-kata cercaan yang diucapkan ayahnya kepadanya di ceritakan pula. Mendengar <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/dongeng/seekor-anak-singa.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">cerita</a> anaknya itu, si ibu sedih sekali, terutama karena suaminya sudah melanggar sumpahnya dengan kata-kata cercaan yang dia ucapkan kepada anaknya itu. Si ibu menyuruh anaknya agar segera pergi mendaki bukit yang terletak tidak begitu jauh dari rumah mereka dan memanjat <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/dongeng/pohon-yang-egois.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">pohon</a>kayu tertinggi yang terdapat di puncak bukit itu. Tanpa bertanya lagi, si anak segera melakukan perintah ibunya itu. Dia berlari-lari menuju ke bukit tersebut dan mendakinya.</div>
<div style="float: left; margin-bottom: 10px; margin-right: 5px; margin-top: 5px; padding-bottom: 10px; padding-top: 10px;">
<ins style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; display: inline-table; height: 250px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 300px;"><ins id="aswift_1_anchor" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; display: block; height: 250px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; position: relative; visibility: visible; width: 300px;"><iframe allowtransparency="true" frameborder="0" height="250" hspace="0" id="aswift_1" marginheight="0" marginwidth="0" name="aswift_1" scrolling="no" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: white; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none !important; border-color: initial !important; border-color: initial !important; border-left-style: none !important; border-right-style: none !important; border-top-style: none !important; border-width: initial !important; border-width: initial !important; left: 0px; padding-bottom: 0px !important; padding-left: 0px !important; padding-right: 0px !important; padding-top: 0px !important; position: absolute; top: 0px;" vspace="0" width="300"></iframe></ins></ins></div>
<div style="margin-bottom: 20px !important; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px !important;">
Ketika tampak oleh sang ibu anaknya sudah hampir sampai ke puncak pohon kayu yang dipanjatnya di atas bukit , dia pun berlari menuju sungai yang tidak begitu jauh letaknya dari rumah mereka itu. Ketika dia tiba di tepi sungai itu kilat menyambar disertai bunyi guruh yang megelegar. Sesaat kemudian dia melompat ke dalam sungai dan tiba-tiba berubah menjadi seekor ikan besar. Pada saat yang sama, sungai itu pun banjir besar dan turun pula hujan yang sangat lebat. Beberapa waktu kemudian, air sungai itu sudah meluap kemana-mana dan tergenanglah lembah tempat sungai itu mengalir. Pak Toba tak bisa menyelamatkan dirinya, ia mati tenggelam oleh genangan air. Lama-kelamaan, genangan air itu semakin luas dan berubah menjadi danau yang sangat besar yang di kemudian hari dinamakan orang Danau Toba. Sedang <a class="alrptip" href="http://dongeng.org/cerita-rakyat/pulau-kakak-beradik.html" style="color: #e44884; position: relative; text-decoration: none;">Pulau</a> kecil di tengah-tengahnya diberi nama Pulau Samosir.</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/03446885344437954394noreply@blogger.com0